Setelah Ditegur, PMKS Kembali Berikan Data Update Harga TBS Sawit ke Pemkab Nagan Raya

Laporan Rizwan I Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Sebanyak 7 dari 8 Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Nagan Raya pada pekan lalu, sempat menolak memberikan data updata harga tandan buah segar (TBS) ke Pemkab.

Namun pada Senin (21/4/2025), PMKS tersebut sudah memberikan update daftar harga yang mereka beli TBS dari masyarakat.

Pemberian data itu karena pada Rabu pekan lalu, Pemkab Nagan Raya melalui Dinas Perkebunan memberikan surat teguran kepada 7 PMKS yang dinilai tertutup dengan harga beli TBS.

"Benar, mulai Senin sudah kembali diberikan," kata Kadis Perkebunan Nagan Raya, Bustami kepada Serambinews.com, Senin (21/4/2025).

Bustami mengatakan, data yang diberikan ini sebagai bentuk pengawasan dan masyarakat juga bisa mengetahui terhadap perkembangan harga TBS, terutama bagi masyarakat yang ingin menjual TBS kepada 7 PMKS tersebut.

"Kami berharap ke depan terus terbuka. Sebab bila tidak, tentu Pemkab akan melakukan langkah tindakan yang diambil terhadap PMKS yang dinilai mengabaikan keterbukaan," ujarnya.

Sedangkan sebelumnya, beber Bustami, ada 7 PMKS yang ditegur, lantaran yang melapor hanya satu PMKS.

Sementara 3 PMKS lainnya di Nagan Raya selama ini memang tidak membeli TBS warga.

Alasannya mereka memiliki kebun sendiri yakni PT Socfindo Seumayam, PT Socfindo Seunagan, dan PT Khalista Alam (KA).

Sedangkan update harga TBS pada pekan ini sesuai data dari PMKS per 21 April 2025, diterima Dinas Perkebunan sebagai berikut:

PT Fajar Baizuri Brother (FBB) membeli TBS dengan harga Rp 2.670/kg.

PT Ensem Lestari Rp 2.600/kg, dan PT Sawit Nagan Raya Makmur (SNRM) Rp 2.650/kg.

Berikutnya, PT Beurata Subur Persada (BSP) Rp 2.620/kg, PT Ujong Neubok Dalam (UND) Rp 2.620/kg, serta PT Kharisma Iskandar Muda (KIM) Rp 2.650/kg.

Kemudian, PT Raja Marga Rp 2.630/kg, dan PT Surya Panen Subur (SPS) 2 Rp 2.710/kg.

Kadis Perkebunan Nagan Raya, Bustami mengatakan, harga TBS pada pekan ini jauh turun dibandingkan pada pekan lalu.(*)