Pelecehan Ala Film Bidah di Dunia Nyata, Pimpinan Ponpes Panggil Santriwati ke Ruangan Tiap Malam
Joko menyebutkan, modus yang digunakan pelaku yaitu dengan cara memanggil satu persatu korban ke sebuah ruangan kelas pada tengah malam.
SERAMBINEWS.COM - Kasus pelecehan ala film Bidah di dunia nyata benar terjadi.
Kasus tersebut terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
AF, Pimpinan Yayasan salah satu Pondok Pesantren di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan ke Polisi atas dugaan pencabulan dan persetubuhan terhadap santriwati.
Setelah para korbannya nonton film serial Malaysia berjudul Bidah. Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi menjelaskan, kasus dugaan pencabulan dan kekerasan seksual terungkap berawal dari percakapan di grup alumni yang memperbincangkan film Bidah (Walid) yang tengah viral.
Setelah menonton film tersebut, para alumni santriwati berani buka suara dan melaporkan oknum pimpinan Yayasan ke Polisi.
"Dimulai dari grup alumni, nonton Walid kok sama ya kok ustad ini tuan guru ini kok kayak Walid itu ya, kemudian berani speak up," tutur Joko usai mendampingi korban, Senin (21/4/2025).
Joko menyebutkan, jumlah korban kekerasan seksual dan pencabulan oknum pimpinan yayasan ponpes di Lombok Barat ini diperkirakan mencapai 20 orang. Saat ini sudah ada 7 korban yang melapor ke polisi dan sebagian besar mereka merupakan alumni pondok pesantren.
Joko menyebutkan, modus yang digunakan pelaku yaitu dengan cara memanggil satu persatu korban ke sebuah ruangan kelas pada tengah malam.
Selanjutnya pelaku memanipulasi korban dan menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahimnya. "Oknum ini menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahimnya supaya dapat melahirkan anak-anak yang akan menjadi seorang wali, kira-kira janjinya seperti itu," kata Joko.
Joko mengatakan, rentan waktu kejadian terjadi sekitar tahun 2016 hingga 2023. Saat itu para korban yang melapor masih dibawah umur dan duduk di bangku sekolah setingkat SMP - SMA.
"Ada korban itu yang mengalami dari kelas 1 SMP sampai kelas 3 SMA," terang Joko.
Saat ini kasus dugaan pencabulan dan kekerasan seksual sudah dilaporkan dan ditangani Unit PPA Polresta Mataram.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili membenarkan adanya laporan dugaan pencabulan dan persetubuhan terhadap santriwati di lingkup pondok pesantren.
"Itu yang melapor adalah mantan-mantan santriwati, untuk sementara kita masih mengumpulkan dan menerima laporan enam orang," kata Regi.
Regi mengatakan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan karena berdasarkan informasi korban yang melapor, jumlah korban mencapai 15 orang.
Krisis Kelaparan, Balita di Gaza Derita Malnutrisi Capai Angka Mengerikan |
![]() |
---|
Atlet Abes Cut Nyak Masyitah Sabet Emas di Taekwondo Championship 2025 |
![]() |
---|
Pesawat Sipil Masuk Zona Donald Trump, Jet Tempur AS Siaga Satu, Ada Apa? |
![]() |
---|
Mahasiswa Magister Unmuha Dialog Inspiratif dengan Pelaku Usaha Kopi Gayo |
![]() |
---|
Bendera One Piece Bikin Heboh Jelang HUT RI, Ternyata Pernah Dipakai Wapres Gibran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.