Bireuen
Profil Haji Mukhlis Takabeya, Berjiwa Sosial Kini Jadi Bupati Bireuen, Hobi Masak dan Berburu
Ia telah lama bergelut di dunia konstruksi. Haji Mukhlis akrab dikenal masyarakat sebagai sosok pengusaha yang berjiwa sosial.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nur Nihayati
Ia telah lama bergelut di dunia konstruksi. Haji Mukhlis akrab dikenal masyarakat sebagai sosok pengusaha yang berjiwa sosial.
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Haji Mukhlis Takabeya, siapa yang tak kenal sosok beliau.
Selain kini mendapat amanah sebagai Bupati Bireuen periode 2025-2030, Haji Mukhlis juga dikenal sebagai sosok pengusaha dan politisi sukses.
Ia telah lama bergelut di dunia konstruksi. Haji Mukhlis akrab dikenal masyarakat sebagai sosok pengusaha yang berjiwa sosial.
Selain bergelut di dunia usaha yang politikus sukses, Haji Mukhlis juga terkenal sebagai sosok yang jago memasak dan pemburu ulung.
Dirinya, dikenal aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial masyarakat.
Terbaru, dirinya mendatangi langsung kediaman Naila Azizah (16), remaja perempuan asal Gampong Bugak Blang, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, yang menderita penyakit jantung.
Saat ini, remaja putri tersebut sedang mendapat penanganan medis di Rumah Sakit Jeumpa Hospital Bireuen.
Meski kini sukses sebagai pengusaha dan politikus, Haji Mukhlis dulunya merupakan anak yang lahir dari keluarga serba pas-pasan.
Mukhlis Takabeya lahir Gampong Alue Krueb, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen pada 17 April 1972.
Haji Muhklis merupakan anak ke-8 dari 13 bersaudara.
Masa kecil Mukhlis sama halnya dengan anak-anak pada umumnya.
Sedari kecil memiliki hobi memasak dan aktif berburu bersama temannya.
Lahir dari keluarga yang biasa saja, memaksa Mukhlis harus belajar lebih keras untuk menggapai apa yang ia inginkan.
“Saya punya dua mama, dimana mama yang pertama itu meninggal dunia dan meninggalkan empat orang anak.
Lalu ayah saya, menikah dengan mama saya dan melahirkan 9 orang anak.
Anak pertama almarhum Pak Saifan mantan bupati dan saya anak nomor 8.
Meski beda orang tua, kami seperti keluarga besar dan tidak ada perbedaan.
Karena saudara yang empat orang itu masih kecil sekali saat mamanya meninggal dunia,” kata Muhklis saat Podcast bersama Serambi, Kamis (17/4).
Ketika umur 3 tahun, Haji Mukhlis kehilangan sosok ayahnya.
Mereka saat itu termasuk orang miskin di kampung.
Kondisi serba pas-pasan membuat seluruh keluarganya harus bekerja lebih ekstra.
Dimana, saat musim tanam padi, saudaranya pergi ke ladang untuk menanam padi ke sawah.
Saat semua keluarga dan saudaranya turun ke sawah, Mukhlis kecil ditinggalkan di rumah.
Bukan tanpa alasan, saat itu Mukhlis tidak kuat terkena sinar matahari.
Karenanya ia diberi dua pilihan oleh ibunya yakni mencangkul atau memasak.
“Lalu saya lebih memilih memasak supaya tidak kena matahari.
Jadi saya memasak, cuci piring, masak nasi sampai menggoreng ikan dan sebagainya.
Begitu mama dan saudara pulang sawah sebelum shalat sebelum magrib, makanan sudah kita siapkan,” kenang Mukhlis.
Keahlian memasak Mukhlis juga berlanjut hingga duduk di bangku perkuliahan.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan, membuat Mukhlis harus memasak sendiri ketika kuliah di Politeknik Lhokseumawe (dulunya Politeknik Unsyiah).
Kebiasan memasak tersebut terbawa hingga Mukhlis dewasa.
Hal itu dikarenakan, ada kepuasan tersendiri ketika teman-teman atau keluarganya mencicipi masakan yang disajikan.
Selain hobi memasak, Haji Mukhlis juga dikenal sebagai pemburu ulung.
Sebagai orang kampung, Haji Muhklis cukup akrab dengan ketapel dan jerat burung sedari kecil.
Bahkan, ia turut aktif mengikuti kegiatan masyarakat kampung untuk berburu babi hutan, kancil dan binatang lainnya.
“Jadi, pas saya sudah jadi Direktur Takabeya, dan kita ikut kelompok Perbakit, sehingga setiap ada event berburu, saya sering sekali ikut.
Sampai kita urus surat izin senjata api untuk berburu dan sampai hari ini masih hobi,” ucapnya.
Kondisi masa kecil dan remaja ini, mendidik Haji Mukhlis menjadi sosok pejuang tangguh untuk mencapai cita-citanya.
Kisah pahit kehidupan sedari kecil hingga mahasiswa menjadikan Haji Mukhlis sebagai sosok yang peduli dengan kehidupan dan kondisi sosial masyarakat, bukan hanya di sekeliling tempat tinggalnya, tapi juga ke seluruh Bireuen, hingga ke kabupaten-kabupaten tetangga.
Lelaki jebolan SMA Negeri 2 Kandang, Lhokseumawe tersebut, menempa pengalaman konstruksi untuk pertama kali melalui PT MAL yang merupakan milik abang kandungnya yaitu Saifannur.
Kemudian pada tahun 1997, Mukhlis menikahi Sadriah, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Puskesmas Blang Mangat dan juga adik induk semang tempat ia tinggal saat masih berkuliah di Politeknik Unsyiah (kini Politeknik Lhokseumawe).
Pernikahan mereka dianugerahi empat orang anak, tiga putra dan seorang putri.
Terjun ke Dunia Usaha
Nama Takabeya sendiri terinspirasi saat dirinya masih duduk di bangku perkuliahan.
Dulu Takabeya Perkasa yang terinspirasi dari pelajaran tentang mekanika teknik di Politeknik dengan menggunakan metode Takabeya.
Takabeya ini seorang penemu dari Jepang. Kalau bicara menggunakan metode itu untuk menghitung sesuatu terhadap konstruksi, membuat semua orang terkesan.
Sehingga ia terinspirasi untuk membangun perusahaan dengan nama Takabeya dan lahir pada tahun 2000 dengan nama CV Takabeya Perkasa Group.
Tahun itu juga mulai meniti karir dari dunia konstruksi dan kebetulan abang kandungnya Saifannur juga sudah mulai menjadi kontraktor. Haji Mukhlis bergerak di bidang teknik dan menjadi manajer disana.
Mendapat pengalaman di dunia konstruksi dari abang kandungnya, baru pada tahun 2005, CV Takabeya Perkasa Group melebarkan sayap menjadi PT Takabeya Perkasa Group. Ada beberapa perusahaan di bawah Takabeya.
“Alhamdulillah, karyawan kita sudah mencapai lebih 300 orang yang hari ini masih bekerja di Takabeya,” ucapnya.
Meski kini sudah menjabat sebagai bupati dan tidak terlibat langsung di perusahaan, Mukhlis berharap kepada penerusnya agar mempertahankan perusahaan tersebut.
Sebab, ia tidak menginginkan karyawan yang mengais rezeki dari perusahaan yang ia bangun harus kehilangan pekerjaan.
Ia berpikir dari sisi sosialnya, ketika karyawan kehilangan pekerjaan, tentu mereka akan kalang kabut.
Dirinya juga terus aktif di kegiatan sosial dan bertemu langsung dengan masyarakat.
Bukan hanya di Bireuen, bahkan di luar Bireuen juga seperti Aceh Utara, Lhokseumawe dan beberapa daerah lainnya.
“Saya ikut melakukan pembangunan masjid untuk masyarakat di Aceh Utara,” ucapnya.
Apa yang ia lakukan, tidak ada niat sedikitpun untuk pencitraan.
Karena bagi Haji Muhklis, apa yang diperbuat, dirinya terlebih dulu mengikhlaskannya. Ia tidak melihat nilainya kalau sudah melakukan.
Misalnya saat membangun jalan ke pesantren, perbaikannya menelan biaya ratusan juta.
Ia menggunakan uang pribadi untuk membangun jalan tersebut.
Karena, lebih mementingkan anak-anak mendapatkan akses jalan yang bagus saat ke dayah.
“Nggak ada harapan mereka mau milih kita saat Pilkada kemarin.
Kadang yang kita bantu kemarin, satupun tidak memilih kita. Dan kami nggak mengharap itu,” jelas Mukhlis.
Hingga sampai hari ini ia punya Ambulans yang masih beroperasi untuk mengangkut jenazah atau orang ke rumah sakit.
Hal itu murni uang pribadinya, tidak ada sangkut paut dengan partai.
Setelah sukses menjadi pengusaha, Haji Mukhlis, kini melebarkan sayapnya ke dunia perpolitikan.
Hal itu juga berkat dorongan dari Mantan Bupati Bireuen, Almarhum, Saifannur yang merupakan abang kandung Haji Mukhlis.
Kini, sosok pengusaha berjiwa sosial ini telah menjadi pemimpin tertinggi di Kabupaten Bireuen. Bersama wakilnya, Ir Razuardi, Mukhlis bertekad untuk mewujudkan cita-citanya, membawa Bireuen ke arah yang lebih baik.
“Alhamdulillah hari ini kita terpilih menjadi bupati. Namun, ada masalah besar yang terjadi adalah penghematan anggaran. Dan ini terjadi di seluruh kabupaten/kota merasakan,” jelasnya.
Terlebih saat ini PAD Bireuen sangat rendah, ditambah dengan penghematan anggaran, membuat sangat sedikit yang bisa diperbuat dengan dana pemerintah untuk membantu masyarakat, seperti membangun infrastruktur dan jalan.
Terlebih saat musim hujan pada Desember nanti, jalan banyak menjadi kubangan ini.
Sebab saat ini, terkadang pola pikir masyarakat, tidak tahu kondisi keuangan pemerintah.
Mereka tetap ingin jalan harus diperbaiki, sehingga ada pikiran orang tertentu dengan menanam padi atau pisang di jalan.
Andalkan Investor Lokal
Sehingga untuk mencermati keterbatasan anggaran tersebut, ia kemudian berinisiatif untuk mengandalkan investor lokal untuk membangun pabrik di Bireuen.
Saat ini pabrik CPO PKS mulai dibangun ada ada beberapa yang sudah berjalan. Seperti Haji Subar, Bang Lukman mereka sudah bangun pabrik di Bireuen.
Bahkan beliau (Bang Lukman) sedang mempersiapkan lahan untuk membuat pabrik Refinery untuk olahan produk minyak makan, sabun dari CPO tersebut.
“Kita akan mempermudah beliau, meski beliau investor lokal.
Kita harap bisa menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan.
Karena saat ini masih ada isu yang dikembangkan, setiap investor asing ke Aceh, bertanya aman dan nyaman. Padahal Aceh sudah sangat aman.
Ini menjadi persoalan besar, dan mereka tidak berani menginvestasi,” jelasnya.
Diharapkan Bireuen akan hadir pabrik Refinery untuk menghasilkan banyak jenis produk dari CPO.
Hari ini, Aceh hanya punya pabrik CPO yang produk akhirnya di ekspor ke Medan.
Jika nantinya pabrik refinery ini berhasil dibangun, semua CPO di Aceh bisa ditarik, dan harganya bisa lebih berdaya saing.
“Untuk Aceh saja sudah sangat luar biasa, karena kita punya pabrik minyak makan sendiri, mentega dan lain-lain.
Kita doakan Bang Lukman benar-benar membuka pabrik ini,” pungkasnya.(*)
H Mukhlis Takabeya
Profil Haji Mukhlis Takabeya
Bupati Bireuen H Mukhlis ST
Bireuen
PT Takabeya Group
Mukhlis Takabeya
Hobby memasak
UNIKI Jemput Mahasiswa Usai KKM di 4 Kecamatan Bireuen, Begini Kesan Para Camat |
![]() |
---|
Menang Telak, Waly Alkhalidi Pedagang Kelontong di Bireuen Terpilih Jadi Kepala Desa |
![]() |
---|
Dinkes Bireuen Gelar Sosialisasi P2P, Penyakit DBD hingga HIV Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Tim Kementerian Lingkungan Hidup Kunjungi SMAN 2 Bireuen, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
Sejumlah Polsek di Bireuen Jual Beras Murah, Warga Bawa KTP Serbu Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.