Sholat Dhuha dan Zikir Pagi Bahasa Arab, Latin serta Terjemahannya, Lengkap Manfaat Berdzikir

Dzikir pagi dan petang adalah praktik spiritual yang mendalam dalam agama Islam yang bertujuan untuk mengingat Allah SWT

SERAMBINEWS.COM - Memulai aktivitas pagi dengan menunaikan sholat dhuha dan juga melantunkan zikir.

Hal ini agar senantiasa mendapatkan keberkahan sepanjang hari mendapatkan rezeki berlimpah.

Untuk itu simak bacaan zikir pagi untuk diamalkan setiap hari.

Inilah dzikir pagi petang atau dzikir pagi dan petang bahasa Arab dan Latin beserta terjemahannya.

Dzikir pagi dan petang adalah praktik spiritual yang mendalam dalam agama Islam yang bertujuan untuk mengingat Allah SWT dan memperkuat koneksi dengan-Nya.

Dzikir pagi dan petang patut diamalkan karena dapat membuat kita lebih semangat di pagi hari dan dimudahkan Allah dalam segala urusan.

Melakukan dzikir pada pagi dan petang hari merupakan cara yang indah untuk memulai dan mengakhiri harimu dengan penuh keberkahan.

Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.

Pada dasarnya, membaca bacaan dzikir pagi dan dzikir petang maupun dzikir lainnya, adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah.

Hal tersebut sesuai hadist riwayat Ahmad, dari ‘Abdullah bin Busr, ia berkata:

جَاءَ أَعْرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». وَقَالَ الآخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَمُرْنِى بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. فَقَالَ « لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ »

 
Artinya: “Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?”

“Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.”

“Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. (HR. Ahmad 4: 188, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).