Berita Bireuen

Kisah Penjual Cendol di Bireuen Sisihkan Uang Untuk Naik Haji

Biaya mendaftar berangkat haji dikumpulkan dari usaha jualan cendol sedikit demi sedikit, karena tidak ada usaha lain

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
JAMAAH CALON HAJI - Tgk Sulaiman bin Adji (82) warga Desa Cureh, Geulanggang Gampong, Kota Juang Bireuen  salah seorang jamaah calon haji (JCH) lansia tahun 2025 akan berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya bernama Nurjannah Hasyim (72) 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sebanyak 382 jamaah haji Bireuen selama dua hari Selasa dan Rabu (29-30/4/2025) mengikuti manasik haji tingkat kabupaten di Masjid Agung Bireuen, para jamaah umumnya berusia lanjut atau lansia mencapai 80 persen. 

Dari 382 jamaah terdapat Tgk Sulaiman bin Adji (82) warga Desa Cureh, Geulanggang Gampong, Kota Juang
Bireuen  salah seorang jamaah haji lansia berangkat bersama istrinya bernama Nurjannah Hasyim (72).

Baca juga: Viral Kisah Dokter Faza asal Aceh Hidup Tanpa Kendaraan Sejak Kuliah, Ditanya Kenapa: Belum Mampu

Sulaiman Adji salah seorang pedagang cendol di kawasan Bireuen tepatnya jalan jati dekat Kantor PLN Ranting
Bireuen berjualan sejak 1960 lalu dan dikenal luas sebagai pedagang kecil. 

Usai pembukaan manasik haji di sela-sela menunggu penyampaian materi manasik.

Tgk Sulaiman yang ditemani Yudi salah seorang anggota keluarganya  kepada Serambinews.com mengatakan, ia berjualan cendol sejak 1960 lalu saat masih remaja atau semasa presiden pertama Soekarno.

Uang dikumpulkan untuk kebutuhan rumah tangga dan juga rencana naik haji

Kemudian baru bisa mendaftar sebagai calon jamaah 10 tahun lalu bersama istrinya yang  pensiunan guru SD.

“Saya kurang ingat tahun berapa kami mendaftar mungkin sekitar 10 tahun lalu,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Pilu Priandri Driver Ojol Saat Antar Penumpang, Anak dan Istri Tewas dalam Kebakaran di Bekasi

 Biaya mendaftar berangkat haji dikumpulkan dari usaha jualan cendol sedikit demi sedikit, karena tidak ada usaha lain. 

“Kalau dapat keuntungan banyak dari jualan cendol saya simpan, "Tabung bacut-bacut,". Kalau sedikit juga saya simpan karena niat sejak lama untuk dapat menunaikan ibadah haji. 

Beberapa bulan lalu didatangi petugas haji Kankemenag Bireuen memberitahukan bisa berangkat tahun
ini,” ujarnya. 

Ia berjualan cendol sejak lama sebagai pekerjaan menghidupi keluarga.

Baca juga: Kisah Haru Zainal Abidin, Sekdes di Pasuruan Rela Gendong Ibunya saat Tawaf Umrah hingga Jatuh Sakit

Sekitar 10 tahun lalu pekerjaan jualan cendol diserahkan kepada anaknya.

Ia membuat atau meracik cendol di rumah. 

“Sejak 10 tahun lalu tidak berjualan lagi, saya hanya buat cendol di rumah bersama istri yang jual anak saya, karena saya tidak sanggup lagi berjualan,” ujarnya.  

Sulaiman saat mengikuti manasik haji begitu serius dan  menyimak apa yang disampaikan pemateri. (*)

Baca juga: Kisah Rudi Mahli Guru SD Dikabarkan Meninggal Ternyata Masih Hidup, Salami Warga yang Bertakziah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved