Berita Bireuen

Jalan Penghubung 5 Desa di Simpang Mamplam Bireuen Rusak Parah

Jalan penghubung lima desa di Simpang Mamplam, Bireuen, rusak parah dan dipenuhi lubang sejak bertahun-tahun.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
JALAN PENGHUBUNG RUSAK - Kondisi ruas jalan penghubung lima desa di Simpang Mamplam, Bireuen rusak parah, tepatnya di kawasan Desa Ie Rhop, Simpang Mamplam. Foto direkam, Sabtu (1/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Jalan penghubung lima desa di Simpang Mamplam, Bireuen, rusak parah dan dipenuhi lubang sejak bertahun-tahun. 
  • Kerusakan makin membahayakan saat hujan, mengganggu aktivitas petani, pedagang, dan anak sekolah. 
  • Warga mendesak pemerintah segera memperbaiki demi kelancaran ekonomi dan keselamatan pengguna jalan.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Kondisi ruas jalan kabupaten yang menghubungkan lima desa di Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, dilaporkan mengalami kerusakan parah sejak beberapa tahun terakhir. 

Jalan tersebut menjadi akses vital bagi ribuan warga yang setiap hari melintasinya untuk berbagai keperluan, mulai dari aktivitas pertanian hingga pendidikan.

Mukhlis, salah seorang warga setempat yang ditemui Serambinews.com pada Sabtu (1/11/2025), menyebutkan, jalan rusak tersebut membentang sepanjang lebih dari 300 meter dan menghubungkan lima desa.

Yakni, Ie Rhob Barat, Ie Rhob Timur, Ie Rhob Babah Lueng, Gle Meundong, dan Buket Cerana.

“Kerusakan jalan ini sudah berlangsung lama. Kami sangat berharap pemerintah daerah segera turun tangan karena jalan ini adalah jalur utama masyarakat,” ujar Mukhlis.

Baca juga: Demo ke Gedung DPRK, Massa Bawa Spanduk Aceh Singkil Gelap, Ini Tanggapan Bupati soal Jalan Rusak

Ia menjelaskan, jalan tersebut merupakan jalur penting bagi para petani untuk mengangkut hasil panen seperti padi dan hasil kebun ke pusat kota. 

Namun, lubang-lubang besar yang menyerupai kubangan kerbau membuat kendaraan sulit melintas, bahkan sering mengalami kerusakan. 

Tak hanya petani, para pedagang keliling dan anak-anak sekolah juga mengeluhkan kondisi jalan yang memprihatinkan.

“Setiap hari anak-anak sekolah dan pedagang air minum harus melewati jalan ini. Lubang-lubang besar sangat mengganggu dan membahayakan,” tambah Mukhlis.

Kerusakan semakin parah saat musim hujan tiba. 

Lubang-lubang di badan jalan berubah menjadi kubangan air yang dalam.

Baca juga: Pang Ucok Tinjau Langsung Jalan Rusak Belasan Tahun di Aceh Timur

Sehingga menyulitkan pengguna jalan membedakan antara genangan biasa dan lubang berbahaya. 

Selain itu, tidak adanya penerangan jalan membuat kondisi semakin rawan kecelakaan, terutama pada malam hari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved