Harga Emas

Harga Emas Kian Melemah! Efek Dolar Menguat, Pasar Cemas Tunggu Langkah The Fed!

“Saya memiliki potensi kesepakatan perdagangan dengan India, Korea Selatan, dan Jepang,” ujar Trump.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
HARGA EMAS - Harga emas dunia melemah pada hari Kamis (1/5/2025) 

Harga Emas Kian Melemah! Efek Dolar Menguat, Pasar Cemas Tunggu Langkah The Fed!
 

SERAMBINEWS.COM – Harga emas dunia melemah pada hari Kamis (1/5/2025) akibat menguatnya dolar AS dan meredanya kekhawatiran terkait perang dagang global. 

Situasi ini membuat daya tarik emas sebagai aset safe haven atau pelindung nilai menjadi berkurang.

 Sementara itu, para pelaku pasar tengah menanti data penting dari Amerika Serikat, yaitu laporan ketenagakerjaan nonpertanian (nonfarm payroll), yang akan dirilis akhir pekan ini.

Pada pukul 02.07 GMT, harga emas spot tercatat turun 1,4 persen menjadi $3.240,66 per ons.

 Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat juga turun cukup tajam, yakni 2,1 persen menjadi $3.248,60 per ons.

Penurunan harga emas ini salah satunya dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Indeks dolar (.DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama dunia, naik 0,3 persen.

 Dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan pun cenderung menurun.

Baca juga: Kilau Emas Memudar! Harga Emas di Banda Aceh Terkoreksi, Berikut Daftar Harga per 30 April 2025

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ada kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan dengan sejumlah negara mitra seperti India, Korea Selatan, dan Jepang.

 Trump menyebutkan bahwa ia sedang berusaha mengubah kebijakan tarif menjadi perjanjian dagang yang lebih permanen.

“Saya memiliki potensi kesepakatan perdagangan dengan India, Korea Selatan, dan Jepang,” ujar Trump.


Pernyataan ini meredakan kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan perang dagang yang selama ini menjadi salah satu alasan investor beralih ke emas.

Namun, kondisi pasar tetap belum sepenuhnya stabil.

“Harga emas kembali turun seiring meredanya kekhawatiran perang dagang, tetapi keyakinan pasar tetap goyah karena investor bereaksi terhadap berita utama setiap hari,” kata Ilya Spivak, Kepala Makro Global di Tastylive.

Baca juga: Rekor Tertinggi Terkikis! Harga Emas Jatuh Saat Dolar Menggila dan Perang Dagang AS-Tiongkok Mereda


Emas, yang tidak memberikan imbal hasil atau bunga, biasanya diminati saat terjadi gejolak politik atau ekonomi, serta ketika suku bunga sedang rendah.

Bahkan, logam mulia ini sempat menyentuh rekor tertinggi pada bulan April lalu karena meningkatnya ketidakpastian global.

Namun, kini pasar mulai melihat bahwa bank sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed), mungkin akan mengambil kebijakan suku bunga yang lebih longgar.

“Prospek kebijakan dovish The Fed dapat mendukung emas, tetapi mungkin perlu meredakan kepanikan April terlebih dahulu,” tambah Spivak.


Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat menyusut untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, tepatnya pada kuartal pertama tahun fiskal 2025.

 Penyebab utamanya adalah banyak perusahaan yang buru-buru mengimpor barang sebelum tarif tambahan dari kebijakan Presiden Trump diberlakukan.

Melihat kondisi ini, pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga sebanyak satu poin persentase hingga akhir tahun 2025, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tapi semua itu sangat tergantung pada data tenaga kerja yang akan dirilis Jumat ini.

Data tersebut akan memberi sinyal lebih jelas tentang arah kebijakan suku bunga selanjutnya.

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami penurunan. Harga perak spot turun 0,7 persen menjadi $32,36 per ons, platinum turun 0,4 persen menjadi $963,34, sementara paladium relatif stabil di angka $938,22 per ons.

Sebagai tambahan, pasar saham, obligasi, valuta asing, dan komoditas berjangka di China akan ditutup sementara mulai 1 hingga 5 Mei 2025, bertepatan dengan libur nasional Hari Buruh di negara tersebut.

Baca juga: Trump Rayakan 100 Hari Masa Jabatan, Serang Lawan Politik dan Puji Revolusi Akal Sehat

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved