Perang Gaza

Trump-Netanyahu Pecah, Negosiasi Gencatan Senjata AS-Gaza Semakin Intensif 

Seorang pejabat Hamas juga mengatakan kepada AFP bahwa pembicaraan langsung telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir di ibu kota Qatar, Doha, an

Editor: Ansari Hasyim
X @IsraelPM
PERTEMUAN PEMIMPIN NEGARA - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) bertemu Presiden AS, Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa, (4/2/2025) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, Netanyahu memberikan pager berlapis emas kepada Donald Trump, yang diyakini merujuk pada operasi sabotase rahasia Israel terhadap Hizbullah. 

SERAMBINEWS.COM - Seorang pejabat senior Palestina mengonfirmasi pada Minggu bahwa gerakan Perlawanan Hamas terlibat dalam diskusi dengan pemerintah AS mengenai potensi gencatan senjata di Jalur Gaza dan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong yang terkepung itu.

Menurut pejabat yang berbicara kepada Reuters, pembicaraan tersebut menandai saluran komunikasi langsung yang langka antara Hamas dan Washington, yang mencerminkan meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan agresi selama berbulan-bulan di Gaza dan meringankan bencana kemanusiaan yang terjadi di lapangan.

Seorang pejabat Hamas juga mengatakan kepada AFP bahwa pembicaraan langsung telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir di ibu kota Qatar, Doha, antara perwakilan kelompok Perlawanan Palestina dan pejabat Amerika. Pejabat tersebut menyatakan bahwa "kemajuan telah dicapai menuju gencatan senjata di Gaza," sambil mencatat bahwa negosiasi sedang berlangsung.

Kemungkinan dinamika pergeseran

Secara paralel, media Israel melaporkan bahwa meningkatnya tekanan terhadap Hamas dan mediator, yaitu Qatar dan Mesir, dapat mengubah dinamika pembicaraan yang sedang berlangsung mengenai potensi pertukaran tahanan. 

Namun, media-media ini memperingatkan bahwa tekanan tersebut belum tentu menghasilkan kesepakatan yang komprehensif.

Perkembangan ini terjadi beberapa hari setelah utusan AS untuk "Israel" mengumumkan bahwa mekanisme Amerika untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza akan segera beroperasi, karena Washington berupaya menunjukkan kepemimpinannya dalam menangani krisis kemanusiaan yang meningkat. 

Sebelumnya, pejabat AS juga mengadakan diskusi langsung dengan Hamas mengenai pembebasan tawanan Amerika yang ditahan di Gaza.

Gelombang diplomasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

Menurut media Amerika, Trump mendorong gencatan senjata menyeluruh di Gaza sebagai prasyarat untuk meluncurkan rencana rekonstruksi untuk Jalur Gaza yang hancur. Sebaliknya, Netanyahu telah melanjutkan serangan militer baru, yang menurut laporan Trump dianggap sebagai "upaya yang sia-sia."

Israel tidak memberikan proposal yang cukup

Seorang tokoh senior Perlawanan Palestina mengatakan kepada Al Mayadeen minggu lalu bahwa pembicaraan saat ini antara "Israel" dan mediator Mesir dan Qatar hanya berpusat pada usulan Israel, yang gagal menjamin berakhirnya perang. 

Pejabat tersebut mengklarifikasi bahwa Hamas telah menolak usulan tersebut, menganggapnya tidak memadai dan sepihak, dan menekankan bahwa rezim Israel belum memberikan alternatif apa pun untuk negosiasi.

Lebih jauh lagi, pemimpin Perlawanan memperingatkan bahwa Israel mengancam akan memperluas invasi daratnya apabila Hamas terus menolak usulan saat ini, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan pertumpahan darah lebih lanjut di Jalur Gaza yang telah porak poranda.

Meskipun keterlibatan diplomatik meningkat, termasuk pembicaraan langsung AS-Hamas yang jarang terjadi, jalan menuju gencatan senjata yang berkelanjutan tetap terhalang oleh posisi yang mengakar, dengan Hamas menuntut penghentian penuh agresi dan Israel menolak untuk berkomitmen pada persyaratan tersebut. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved