Breaking News

Haba Unimal

Mahasiswa Unimal, Desak DPRK Proaktif Terkait Pembongkaran Cangkul Padang di Danau Laut Tawar

Mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) asal Aceh Tengah, Agung Prayogo, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah untuk......

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: IKL
For Serambinews
Mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) asal Aceh Tengah, Agung Prayogo 

Mahasiswa Unimal, Desak DPRK Proaktif Terkait Pembongkaran Cangkul Padang di Danau Laut Tawar


SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) asal Aceh Tengah, Agung Prayogo, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah untuk bersikap tegas dan berpihak pada kelestarian lingkungan terkait maraknya penggunaan  cangkul padang di kawasan Danau Laut Tawar.

Dalam pernyataannya, Agung menyatakan bahwa penggunaan cangkul padang yang berlangsung tanpa kendali telah membawa dampak serius terhadap ekosistem danau, seperti rusaknya habitat ikan, meningkatnya sedimentasi, dan penurunan kualitas air.

“Saya minta DPRK Aceh Tengah tidak tutup mata serta menyelesaikan masalah ini. Yang mana  Sudah saatnya wakil rakyat hadir dan berpihak pada kelestarian lingkungan, bukan diam melihat kerusakan terjadi di depan mata,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).

Ia mengatakan, dampak negatif Cangkul Padang secara luas telah menyebabkan kerusakan ekosistem Danau Lut Tawar. Metode penangkapan yang merusak ini mengancam populasi ikan endemik, seperti ikan Depik (Rasbora tawarensis). 

Kerusakan habitat dan penurunan populasi ikan berdampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem danau dan mata pencaharian nelayan lokal. 

Karena, penguna cangkul padang telah melanggar karena menguntungkan sebelah pihak dan tidak menjaga kelestarian alam.sesuai dengan Perda Nomor 05 Tahun 1999 dan Perbup Nomor 19 Tahun 2021 huruf b,yang berisi:

b. bahwa dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan perlu dilakukan sebaik-baiknya berdasarkan keadilan dan pemerataan dalam pemanfaatan dengan mengutamakan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup bagi penangkap ikan, pihak yang terkait dengan kegiatan perikanan, serta terjaganya kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan PUD;

Agung juga menyoroti kurangnya edukasi lingkungan kepada masyarakat dan lemahnya regulasi dari pemerintah daerah, sehingga praktik pembongkaran dilakukan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang.

“Ini bukan sekadar masalah tumbuhan air, ini soal masa depan danau. Jika kalau tidak ada tindakan sekarang, generasi mendatang hanya akan mewarisi kerusakan,” tegasnya, yang sekaligus kader HIMA-ATE.

Ia meminta DPRK Aceh Tengah untuk segera menyusun peraturan daerah (Perda) khusus perlindungan vegetasi air Danau Laut Tawar.

Kemudian, melanjutkan atau menghentikan secara cepat aktivitas apapun yang ada di sepinggir danau lut tawar maupun di danau lut tawar. 

Dan, menggelar forum publik dan diskusi ilmiah yang melibatkan masyarakat, akademisi, dan pegiat lingkungan untuk transparansi keterbukaan pemerintah menuju langkah perbaikan.

Agung menambahkan, bahwa mahasiswa dan generasi muda Aceh Tengah siap mengawal isu ini secara konsisten demi keberlanjutan alam kampung halaman kita.

“Kami akan terus bersuara sampai ada langkah konkret. Danau Laut Tawar bukan hanya milik sepihak , tapi milik rakyat dan anak cucu kami nanti,” tutupnya.

Danau Laut Tawar merupakan sumber kehidupan utama masyarakat Dataran Tinggi Gayo. Namun, eksploitasi berlebihan dan lemahnya pengawasan kini menjadi ancaman nyata. Suara mahasiswai seperti Agung Prayogo menjadi cermin keprihatinan generasi muda yang tak ingin tinggal diam melihat kerusakan terus terjadi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved