Lhokseumawe
IAIN Lhokseumawe Sah Jadi UIN Sultanah Nahrasiyah, Perpres Diserahkan Menteri Agama kepada Rektor
Penyerahan Perpres itu berlangsung di Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran Nomor17–18, Jakarta Pusat...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe kini resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Kepastian itu diperoleh setelah Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof Dr Danial MAg menerima Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2025 tentang perubahan bentuk IAIN menjadi UIN, Senin (26/5/2025).
Penyerahan Perpres itu berlangsung di Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran Nomor17–18, Jakarta Pusat, juga bersamaan dengan 10 kampus lain. Prosesi penyerahan Perpres itu diawali dari Wakil Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Juri Ardiantoro kepada Menteri Agama RI, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA.
Kemudian Menteri Agama resmi menyerahkan kepada Rektor IAIN Lhokseumawe. Turut menyaksikan prosesi tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof Dr M Amin Suyitno MAg, dan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Prof Dr Phil Sahiron MA. Selain. Dalam kesempatan itu, Prof Danial ikut didampingi tiga wakil rektor.
Masing-masing, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Dr Iskandar, MSi, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Dr Said Alwi, MA dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Darmadi MSi.
Dalam sambutannya, Wamensesneg Juri Ardiantoro menekankan bahwa perubahan status IAIN menjadi UIN harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembaruan kurikulum, digitalisasi sistem pendidikan, serta penguatan peran UIN sebagai center of excellence di bidang keilmuan dan keagamaan.
Senada dengan itu, Menteri Agama menegaskan pentingnya kepemimpinan rektor di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang demokratis dan konstruktif. Ia juga menyampaikan bahwa Presiden RI menaruh perhatian khusus terhadap kualitas kepemimpinan di PTKIN agar lebih terukur dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya.
“Banyak mahasiswa PTKIN berasal dari pesantren, hafal Al-Qur’an, dan memiliki prestasi yang membanggakan. Namun tantangannya adalah bagaimana PTKIN bisa memberikan fasilitas dan sistem pembelajaran yang setara dengan PTN,” ujar Menag.
Menag juga meminta para rektor untuk mewaspadai dan memantau potensi aksi demonstrasi mahasiswa, serta mendorong penambahan jurusan-jurusan eksakta agar PTKIN tidak tertinggal dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, KH Nasaruddin menekankan pentingnya menjaga dosen-dosen dari pengaruh ideologi garis keras dan memperkuat peran moral kampus di tengah masyarakat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.