Banda Aceh
Guru Besar UIN Ar-Raniry: Rusia Pacu Industri Halal, Aceh Punya Potensi Masuk Pasar Global
Guru Besar UIN Ar-Raniry itu mengatakan, Kopi Gayo dan Nilam Aceh sudah amat dikenal di Rusia dan mudah-mudahan dua atau tiga tahun ke depan...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah telah memainkan peran strategis dalam percaturan ekonomi global. Ekonomi syariah tidak hanya dipandang sebagai instrumen ekonomi masyarakat di negara-negara muslim, tetapi juga sudah menjadi paradigma baru (new paradigm) dan gerakan komunitas ekonomi di Eropa, termasuk negara Federasi Rusia.
Hal itu sebagaimana disampaikan Guru Besar UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syahrizal Abbas MA kepada Serambi, Selasa (27/5/2025).
Dikatakannya, Rusia adalah negara besar yang terletak di sebelah Timur Eropa dan sebelah Utara Asia, memiliki populasi 147.1 juta jiwa dan mayoritas penduduknya beragama Kristen Ortodoks. Namun, negara ini telah membuka ruang lebar bagi tumbuh-kembangnya ekonomi syariah termasuk industri halal.
"Ini dibuktikan dengan diselenggarakannya Kazan Forum 2025 di Kota Kazan, Republik Tatarstan Federasi Rusia dimulai 13-16 Mei 2025," jelas Prof Syahrizal.
Berbagai delegasi dunia tidak hanya dari negara-negara Islam (OKI), tetapi juga dari negara-negara yang tergabung dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan dan lain-lain). Forum ini membicarakan isu strategis yang dihadapi dunia Islam dalam bidang ekonomi, hukum, kebudayaan, lingkungan, tatanan sosial dunia Islam, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lain-lain.
Tahun ini Kazan Forum mengangkat tema “Penguatan Ekonomi Islam di Dunia” dalam rangka memperkuat hubungan kerjasama Rusia dengan Dunia Islam (Russia-Islamic World).
"Kami berkesempatan berkontribusi dan berpartisipasi dalam forum di Kota Kazan-Tatarstan Rusia," ungkap Prof Syahrizal.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam Kazan Forum 2025 adalah industri halal, tren baru dari sisi segmen ekonomi dan bisnis terutama bagi negara-negara Eropa, mengingat industri halal yang menghasilkan produk dan jasa sudah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat dunia.
Kebutuhan masyarakat dunia termasuk masyarakat Eropa terhadap produk halal seperti makanan, minuman, obatan-obatan, kosmetik dan lain-lain semakin hari semakin meningkat. Hal yang sama juga dirasakan pada sektor jasa yang dihasilkan melalui industri halal seperti wisata, transportasi, perhotelah, keuangan dan perbankan.
Kebutuhan masyarakat dunia, terutama masyarakat Eropa terhadap industri halal tentu tidak bertumpu pada landasan ideologi dan keyakinan keagamaan.
"Namun minat dan kebutuhan mereka terhadap industri halal seperti makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika lebih didasarkan pada pertimbangan nilai kesehatan, kenyamanan, lingkungan, hospitality dan nilai-nilai kemanusiaan," jelas Prof Syahrizal.
Guru Besar UIN Ar-Raniry itu mengatakan, industri halal merupakan industri yang menghasilkan produk yang menjamin kesehatan pengguna/pelanggan (customers), baik secara fisik maupun mental kemanusiaan.
Kemudian penerapan prinsip tata kelola yang baik (good governance) dalam industri halal akan mencegah praktik ribawi, gharar, judi dan tindakan manipulatif lain yang bertentangan dengan nilai-nilai universal kemanusiaan. Produk halal sudah menjadi kebutuhan masyarakat dunia di mana pun mereka berada, tanpa mempersoalkan produk tersebut berasal dari negara-negara Islam, ataupun bukan negara Islam.
Core point-nya adalah produk dan jasa harus memiliki sertifikat halal yang diakui oleh berbagai negara di dunia. Di sinilah urgensi Kazan Forum 2025, untuk membangun komitmen bersama dari delegasi negara peserta forum, guna melahirkan platform standarisasi sertifikasi halal yang diterima oleh pasar global.
Rusia ingin menjadi negara besar yang berkontribusi dalam industri halal dunia, namun pada sisi lain Rusia juga menjadi market besar bagi masuknya produk halal dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, sertifikasi halal dan kualitas produk menjadi hal esensial yang harus mendapat perhatian serius bagi pelaku industri halal, sehingga produk halal mereka dapat berkompetisi secara fair di pasar global.
Standarisasi sertifikasi halal merupakan jalan keluar (way out) terhadap sejumlah hambatan pasar dunia yang dialami berbagai negara, perusahaan atau pelaku bisnis yang bergerak dalam industri halal.
"Standarisasi sertifikasi halal juga menjadi jembatan (bridging) bagi pelaku usaha dan industri dalam memasarkan produknya di pasar global," kata Prof Syahrizal.
Di sisi lain, dikatakannya Aceh sebagai provinsi yang memiliki keistimewaan dan kekhususan melaksanakan syariat Islam, punya potensi besar untuk masuk dalam industri halal global, mengingat Aceh memiliki hubungan baik dengan Rusia terutama dengan Kota Kazan-Tatarstan,sehingga Wali Nanggroe Aceh dan Pemerintah Aceh diundang untuk berpartisipasi pada forum tersebut.
"Ini adalah kesempatan emas bagi Aceh untuk memperkuat ekosistem halal dalam negeri, sekaligus menjadi peluang bagi Aceh dalam menghasilkan produk halal yang dapat berkompetisi di pasar global," ungkap Prof Syahrizal.
Guru Besar UIN Ar-Raniry itu mengatakan, Kopi Gayo dan Nilam Aceh sudah amat dikenal di Rusia dan mudah-mudahan dua atau tiga tahun ke depan, Aceh sudah memiliki produk unggulan industri halal yang menembus pasar dunia secara berkelanjutan, termasuk ke Rusia.
"Insya Allah, pasar dunia menanti produk Aceh," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.