Internasional

Makin Solid, Korea Utara Kirim Ribuan Pasukan ke Rusia Bantu Bangun Wilayah Perang!

Hal ini diumumkan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, usai melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Pyongyang

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
BBC News
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperkuat hubungan dengan Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara. 

Makin Solid, Korea Utara Kirim Ribuan Pasukan ke Rusia Bantu Bangun Wilayah Perang!

SERAMBINEWS.COMKorea Utara akan mengirim ribuan pekerja dan personel militer ke wilayah Kursk, Rusia, untuk membantu membangun kembali daerah tersebut yang rusak akibat perang.

Hal ini diumumkan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, usai melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Pyongyang pada Selasa (17/6/2025).

Shoigu menyebut langkah ini sebagai bentuk "bantuan persaudaraan" dari Korea Utara kepada Rusia.

Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Shoigu mengatakan Korea Utara akan mengirim “satu divisi pembangun, dua brigade militer yang berjumlah 5.000 orang”, serta “1.000 penjinak ranjau” untuk membantu pemulihan wilayah Kursk.

“Ini adalah semacam bantuan persaudaraan dari rakyat Korea dan pemimpin Kim Jong Un kepada negara kami,” kata Shoigu, dikutip oleh kantor berita AFP.

Langkah ini langsung mendapat reaksi keras dari Korea Selatan dan Jepang.

Baca juga: BSU 2025 Segera Cair! Ini Syarat, Cara Cek, dan Fakta Pentingnya

 Seoul menilai tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang masih berlaku terhadap Korea Utara.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa pemerintahnya memiliki “kekhawatiran besar” terkait kerja sama antara Pyongyang dan Moskow, yang disebutnya sebagai bentuk kolaborasi ilegal.

Media lokal Korea Selatan melaporkan bahwa pemerintah sedang memantau situasi ini dengan serius.

Sementara itu, Jepang juga menyampaikan keprihatinannya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, dalam konferensi pers Rabu (18/6/2025), mengatakan:

“Kami sangat prihatin dengan perkembangan ini karena akan memperburuk situasi di Ukraina dan memengaruhi keamanan regional di sekitar Jepang.”

Baca juga: BSU 2025 Belum Juga Cair? Benarkah Dikembalikan ke Kas Negara Jika Tidak Diambil?

Kolaborasi Militer Semakin Menguat

Kerja sama antara Korea Utara dan Rusia telah menjadi sorotan selama berbulan-bulan terakhir.

 Laporan intelijen menyebutkan bahwa ribuan tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia untuk membantu dalam konflik di Ukraina.

Pada bulan April lalu, baik Rusia maupun Korea Utara secara terbuka mengakui kehadiran personel Korea Utara di Rusia.

 Pengakuan ini menuai kecaman dari negara-negara Barat, termasuk Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang menyebut pengerahan tersebut melanggar Piagam PBB dan sejumlah resolusi Dewan Keamanan.

“Pengerahan ini ilegal dan sangat bertentangan dengan hukum internasional,” kata seorang pejabat Korea Selatan kala itu.

Ribuan Korban dari Korea Utara

Laporan dari intelijen Korea Selatan menyebutkan bahwa sekitar 15.000 warga Korea Utara saat ini berada di Rusia, banyak di antaranya bekerja di bawah program kerja sama industri yang menjadi sumber pemasukan penting bagi pemerintah Pyongyang.

Namun, menurut laporan yang dirilis pada Januari lalu oleh pejabat Barat, setidaknya 1.000 dari 11.000 tentara Korea Utara di Rusia tewas hanya dalam tiga bulan.

Seorang anggota parlemen Korea Selatan bahkan mengatakan pada April bahwa total korban asal Korea Utara bisa mencapai sekitar 4.700 orang, dengan 600 di antaranya meninggal dunia.

Para analis memperkirakan bahwa sebagai imbalan atas dukungan ini, Korea Utara bisa saja mendapatkan akses ke teknologi militer Rusia sesuatu yang dianggap sangat berbahaya oleh negara-negara di kawasan Asia Timur.

Baca juga: Emas Melejit! Ketegangan Israel-Iran dan Seruan Trump Bikin Harga Melonjak Drastis!

Dukungan Tanpa Syarat dari Korea Utara

Kunjungan Shoigu ke Pyongyang kali ini merupakan lanjutan dari hubungan yang makin erat antara kedua negara sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.

Pada pertemuan tersebut, Kim Jong Un menegaskan dukungannya terhadap Rusia dalam konflik Ukraina.

“Korea Utara akan mendukung Rusia tanpa syarat, termasuk dalam masalah Ukraina,” kata Kim seperti dilaporkan media pemerintah Korea Utara.

Pada bulan November tahun lalu, Rusia dan Korea Utara juga menandatangani perjanjian pertahanan bersama. Dalam perjanjian itu, kedua negara sepakat untuk saling membantu jika salah satu di antaranya mengalami “agresi”.

Kim Jong Un bahkan menyebut perjanjian itu sebagai bentuk “aliansi tingkat tinggi yang baru”.

Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global

Kondisi Wilayah Kursk

Wilayah Kursk yang terletak di perbatasan barat Rusia, menjadi salah satu daerah yang terdampak dalam perang dengan Ukraina.

Pada April lalu, Rusia mengklaim telah mendapatkan kembali kendali penuh atas wilayah tersebut, namun klaim itu dibantah oleh pihak Ukraina.

Kini, dengan pengerahan ribuan pekerja dan militer dari Korea Utara, Rusia berencana untuk mempercepat pemulihan infrastruktur di wilayah tersebut yang sekaligus mempertegas hubungan erat antara dua negara yang sama-sama terisolasi oleh sanksi internasional.

Baca juga:  Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral 

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved