Berita Banda Aceh

Disnak Gandeng 3 Profesor untuk Matangkan Kajian Pulo Aceh sebagai Wilayah Sumber Bibit Sapi Aceh 

Tekad Disnak Aceh menjadikan Pulo Aceh di Kabupaten Aceh Besar sebagai laboratorium dan wilayah sumber bibit sapi Aceh, terus dimatangkan.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
DISNAK - Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran ST MSi. Tekad Dinas Peternakan (Disnak) Aceh menjadikan Pulo Aceh di Kabupaten Aceh Besar sebagai laboratorium dan wilayah sumber bibit sapi Aceh, terus dimatangkan. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tekad Dinas Peternakan (Disnak) Aceh menjadikan Pulo Aceh di Kabupaten Aceh Besar sebagai laboratorium dan wilayah sumber bibit sapi Aceh, terus dimatangkan.

Langkah-langkah konkret ke arah itu terus ditempuh Disnak Aceh yang saat ini dipimpin Zalsufran ST MSi. 

Kepada Serambinews.com di Banda Aceh,  Selasa (8/7/2025) petang, Zalsufran mengatakan, Pulo Aceh sebagai laboratorium sapi Aceh dan wilayah sumber sapi Aceh bukan lagi sekadar wacana dan rencana.

Pihaknya sudah masuk ke tahap "harus segera terwujud", mengingat pentingnya proyek pemurnian dan pemuliaan sapi ras Aceh ini.

Ia terangkan bahwa secara nasional, sapi Aceh (diduga berasal dari Gujarat) sudah dikenal luas sebagai sapi yang banyak peminatnya. Tubuhnya tangguh dan dagingnya lebih manis serta lebih empuk dari daging sapi ras lainnya.

Di Sumatra saja, kata Zalsufran, dalam setahun tidak kurang dari 1.000 hingga 1.500 sapi Aceh dibeli oleh pedagang ternak dari Sumatera Barat dan Riau.

"Ini peluang bisnis yang menjanjikan. Maka, kita harus jaga kualitas dan orisinalitas sapi Aceh.  Dan, menjadikan Pulo Aceh sebagai laboratorium sekaligus wilayah sumber bibit sapi Aceh, sungguh merupakan pilihan yang tepat dan strategis," kata Zalsufran. 

Baca juga: Disnak Aceh Latih Gratis 60 Calon Kader Peternakan Selama Lima Bulan di Saree

Untuk mewujudkan program ini, lanjut Zalsufran,  Pulo Aceh harus dikosongkan dari berbagai sapi  dari ras lain. Misalnya sapi Bali, simental, dan brahman. 

Jadi, yang boleh dikembangbiakkan di Pulo Aceh hanyalah sapi Aceh, betina maupun jantan. Dengan demikian, hingga jauh ke depan pun tetap terjaga keaslian dan kemurnian sapi Aceh di pulau tersebut.

Untuk menyukseslan program unggulan ini, kata Zalsufran,  terlebih dahulu dibudidayakan aneka rumput unggul sebagai stok pakan bagi sapi-sapi Aceh yang akan dikonsentrasikan di sana.

"Janjan sampai  sapi-sapi Aceh kekurangan pakan pula saat dibudidayakan di Pulo Aceh," tambahnya. 

Menurut Zalsufran,  gagasan ini sudah dikomunikasikan secara intens dengan pihak Kementerian Pertanian RI.

Sebagai langkah konkretnya, lanjut Zalsufran, pada 10 Juli ini Disnak Aceh akan memberangkatkan tiga profesor dari Universitas Syiah Kuala (USK) ke Pulo Aceh.  

Masing-masing dari Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Pertanian, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved