Banda Aceh
Dosen FISIP UIN Ar-Raniry Paparkan Kajian Aceh di Forum Internasional Singapura dan Thailand
Mirza, yang merupakan dosen Program Studi Administrasi Negara ini, terpilih sebagai peserta 20th Singapore Graduate Forum on Southeast Asian Studies..
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Mirza Fanzikri, berkesempatan mempresentasikan hasil penelitiannya di dua forum akademik bergengsi tingkat internasional yang digelar di Singapura dan Thailand, pada pertengahan hingga akhir Juni 2025.
Mirza, yang merupakan dosen Program Studi Administrasi Negara ini, terpilih sebagai peserta 20th Singapore Graduate Forum on Southeast Asian Studies yang diselenggarakan oleh Asia Research Institute (ARI), lembaga riset di bawah naungan National University of Singapore (NUS), diikuti oleh sekitar 50 peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa doktoral dan akademisi muda dari berbagai universitas ternama dunia, berlangsung pada 16–27 Juni 2025.
Dalam forum tersebut, Mirza memaparkan makalah berjudul “Muslim Environmental Ethic”, yang membahas tata kelola pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh dalam perspektif etika lingkungan Islam. Tidak hanya di Singapura, dia juga tampil sebagai pemakalah dalam 7th International Public Policy Conference yang berlangsung di Chiang Mai, Thailand, pada 2–4 Juli 2025. Konferensi ini diselenggarakan oleh International Public Policy Association (IPPA) bekerja sama dengan School of Public Policy, Chiang Mai University.
Dalam konferensi tersebut, Mirza yang juga anggota IPPA mempresentasikan hasil risetnya mengenai fenomena penolakan pengungsi Rohingya di Aceh. Kajian ini dianalisis dari sudut pandang hubungan internasional dan kebijakan luar negeri Indonesia, dengan menggunakan pendekatan two-level game theory.
“Saya sangat bersyukur dapat mengikuti dua forum internasional ini. Keduanya memberi perspektif yang berbeda namun saling melengkapi. Di Singapura, diskusi berfokus pada isu-isu Asia Tenggara lintas disiplin, sementara di Thailand, lebih dari seribu akademisi berbagai benua membahas kebijakan publik dalam berbagai konteks,” ujar Mirza, yang saat ini juga sedang menempuh studi doktoral di bidang Ilmu Politik pada Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dalam keterangannya, Selasa (8/7/2025).
Sementara Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg menyambut baik partisipasi dosennya dalam forum ilmiah internasional tersebut. Menurutnya, keikutsertaan Mirza menjadi bagian dari upaya kampus dalam mendorong internasionalisasi pendidikan tinggi keislaman.
“Ini menunjukkan kualitas akademik dosen UIN Ar-Raniry mampu bersaing dan diperhitungkan di level internasional. Kami terus mendorong sivitas akademika untuk aktif berkontribusi dalam diskursus ilmiah internasional,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Dekan FISIP UIN Ar-Raniry, Dr Muji Mulia. Ia menilai keikutsertaan Mirza dalam dua konferensi internasional itu merupakan bukti riset-riset lokal dari Aceh dapat memberikan kontribusi dalam kajian global.
“Topik yang diangkat sangat relevan dengan konteks lokal, namun pendekatan dan diskursusnya bersifat universal. Ini sejalan dengan misi FISIP untuk melahirkan intelektual yang mampu berpikir kritis dan global tanpa meninggalkan akar lokal,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.