Breaking News

Kesehatan

Waspadai Tanda Persalinan! Ini Beda Kontraksi Asli dan Palsu Menurut, dr Boyke Ingatkan Suami Siaga

dr Boyke menekankan pentingnya mengetahui perbedaan kedua jenis kontraksi ini, Tidak hanya oleh ibu hamil, tapi juga oleh para suami.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YouTube Kacamata dr Boyke
dr Boyke Dian Nugraha, membagikan penjelasan lengkap tentang ciri-ciri kontraksi menjelang persalinan yang perlu diwaspadai oleh para ibu dan suami sebagai pendamping siaga, Selasa (8/7/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Menjelang hari kelahiran, banyak ibu hamil sulit membedakan antara kontraksi asli dan kontraksi palsu.

Padahal, mengetahui perbedaannya sangat penting agar tidak panik atau terlambat menuju rumah sakit.

Dokter spesialis kandungan, dr Boyke Dian Nugraha, membagikan penjelasan lengkap tentang ciri-ciri kontraksi menjelang persalinan yang perlu diwaspadai oleh para ibu dan suami sebagai pendamping siaga.

Dalam pernyataan terbarunya, dr Boyke menekankan pentingnya mengetahui perbedaan kedua jenis kontraksi ini, Tidak hanya oleh ibu hamil, tapi juga oleh para suami.

"Kontraksi palsu itu biasanya jaraknya lama, makin lama makin lemah, lalu hilang," ujar dr Boyke dikutip Serambinews.com, Selasa (8/7/2025) dari akun TikTok dr Boyke.

Ia menjelaskan bahwa kontraksi palsu biasanya tidak beraturan dan bisa hilang jika ibu hamil beristirahat atau mengubah posisi.

Baca juga: Dengarkan Murottal Al Quran Saat Hamil Bagus, Tapi dr Boyke Justru Sarankan Hal Ini Lebih Baik

Berbeda dengan kontraksi asli yang menjadi tanda bahwa proses persalinan sudah semakin dekat.

Menurut dr Boyke, "Kalau kontraksi yang asli, intensitasnya makin kuat dan jaraknya makin cepat."

Selain itu, kontraksi asli seringkali disertai dengan pecahnya ketuban, yang menjadi sinyal penting bahwa ibu harus segera dibawa ke rumah sakit.

Suami Wajib Siaga 24 Jam

dr Boyke juga mengingatkan pentingnya peran suami dalam menghadapi momen krusial ini.

"Itulah tugasnya suami, jaga. Suami menjaga agar supaya bisa diantar oleh suaminya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan proses persalinan," katanya.

Dalam masa menjelang persalinan, dukungan dan kesiapsiagaan suami sangat diperlukan. Mulai dari memantau tanda-tanda kontraksi, menyiapkan transportasi, hingga mendampingi istri ke fasilitas kesehatan.

Baca juga: Seksolog dr Boyke: Konsumsi Junk Food Bisa Ganggu Hormon dan Kesuburan Pria-Wanita

Tips Mengenali Kontraksi Asli:

  • Jarak antar kontraksi semakin pendek.
  • Rasa nyeri makin kuat dan teratur.
  • Tidak hilang meski beristirahat.
  • Bisa disertai pecahnya ketuban atau keluarnya lendir bercampur darah.

Sementara kontraksi palsu biasanya:

  • Tidak teratur.
  • Intensitasnya tidak bertambah.
  • Bisa hilang dengan istirahat.
  • Tidak disertai tanda-tanda lain seperti pecah ketuban.

Dengan memahami perbedaan ini, ibu hamil dan suami bisa lebih siap menghadapi persalinan dengan tenang dan terencana.

Baca juga: Dr Boyke Sarankan Boy William Sunat Meski Bukan Muslim: Demi Kebersihan hingga Cegah Penularan Virus

dr Boyke Bongkar Fakta Mengejutkan: Anak Kurang Kasih Sayang Bisa Alami Penyimpangan Seksual!

Dokter spesialis kandungan dan seksolog kenamaan, dr Boyke Dian Nugraha, menyoroti pentingnya peran orang tua dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Menurut dr Boyke, banyak kasus penyimpangan perilaku seksual yang terjadi di usia dewasa ternyata berakar dari kurangnya kasih sayang dan kehadiran emosional orang tua sejak kecil.

"Dan faktanya anak anak sekarang banyak kelainan seksual bisa karena kurang pelukan kasih sayang dari orang tuanya. Selain kurang pelukan, kurang pujian dan sering dibanding-bandingkan sejak kecil, berisiko mengalami gangguan kepribadian dan bahkan penyimpangan seksual saat dewasa,” " ungkap dr Boyke di kanal YouTube Deddy Corbuzier, dikutip Serambinews.com, Kamis (3/7/2025).

Ia menegaskan bahwa masa paling kritis adalah 1000 hari pertama, yang mencakup 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah lahir.

Dalam masa ini, kualitas gizi ibu dan anak, kondisi psikologis ibu hamil, serta pola asuh setelah kelahiran sangat menentukan masa depan anak.

“Ibu hamil harus bahagia, ayah juga harus mendampingi dan memotivasi. Gizi harus terpenuhi, mulai dari zat besi, folat, vitamin A, protein hingga zinc. Setelah lahir, ASI itu wajib, tidak bisa ditawar,” jelasnya.

Tak hanya itu, setelah masa ASI eksklusif selama enam bulan, anak harus mendapatkan makanan tambahan yang bergizi seimbang.

Namun, menurut dr Boyke, pengasuhan emosional tetap tak kalah penting. Termasuk tidak ada kekerasan, perundungan apalagi membanding-bandingkan sang anak selama masa pertumbuhannya.

“Jangan ada kekerasan, jangan dibanding-bandingkan, jangan dibully. Semua itu akan membentuk karakter anak. Kalau pengasuhan keliru, jangan heran nanti ketemu anak yang punya fetish aneh, atau penyimpangan ke hewan. Itu bukan tiba-tiba, semua ada akarnya,” tambahnya.

Dr Boyke mengajak seluruh orang tua untuk kembali fokus pada dasar pembangunan generasi dari rumah.

Ia menekankan bahwa solusi dari berbagai masalah perilaku generasi muda saat ini bukan hanya pada pendidikan formal, tapi dari kehangatan dan perhatian orang tua sejak anak masih dalam kandungan.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved