Berita Luar Negeri

Minta Perlindungan Trump, Ukraina Serahkan Ladang Gas dan Kilang Minyak Terbesar Kepada AS

Selain sektor mineral, perjanjian ini juga membuka jalan bagi kerja sama di bidang minyak dan gas, infrastruktur, dan pertahanan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
THE WHITE HOUSE
ZELENSKY DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Selasa (18/2/2025) dari publikasi resmi The White House, memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berjabat tangan dalam pertemuan di New York pada 25 September 2019. 

Minta Perlindungan Trump, Ukraina Serahkan Ladang Gas dan Kilang Minyak Terbesar Kepada AS

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Ukraina telah mengusulkan untuk menyerahkan lebih banyak sumber daya mineral dan infrastruktur energi kepada Amerika Serikat (AS).

Sebagai imbalannya, Ukraina meminta perlindungan kepada AS dan syarat Washington mau berinvestasi dalam proyek-proyek strategis, termasuk eksplorasi gas lepas pantai dan modernisasi kilang minyak terbesar di negara itu.

Menteri Ekonomi Ukraina, Yuliia Svyrydenko mengonfirmasi pada Senin (7/7/2025) bahwa Kiev telah menyerahkan proyek eksploitasi sumber daya mineral untuk pertimbangan AS.

Itu termasuk proyek eksploitasi gas lepas pantai dan laut dalam, serta rencana untuk memodernisasi kilang Kremenchuk yang merupakan kilang minyak terbesar di Ukraina.

Ini adalah proposal terbaru dari Ukraina setelah perjanjian mineral yang ditandatangani dengan AS pada akhir April.

Selain sektor mineral, perjanjian ini juga membuka jalan bagi kerja sama di bidang minyak dan gas, infrastruktur, dan pertahanan.

Setelah penandatanganan, Kementerian Ekonomi Ukraina akan berkoordinasi dengan pemerintah AS melalui Menteri Keuangan Scott Bessent dan dana investasi AS, termasuk US International Development Finance Corporation (DFC), untuk melaksanakan proyek-proyek pertama. 

Proyek awal adalah pengembangan tambang litium di wilayah Dobra, wilayah Kirovohrad.

Proyek-proyek baru yang disebutkan Ukraina mencakup eksplorasi gas lepas pantai, yang sebelumnya dilakukan oleh Naftogaz, perusahaan milik negara. 

Proyek besar lainnya adalah modernisasi kilang minyak Kremenchuk di Provinsi Poltava, yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan minyak milik negara Ukrnafta, yang juga sering menjadi sasaran serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia.

Mengingat Ukraina merupakan pasar domestik utama untuk produk minyak bumi, Svyrydenko mengatakan proyek kilang ini "strategis dan sangat penting." 

Kementerian Ekonomi Ukraina telah mengajukan rencana investasi sebesar USD 2,7 miliar kepada DFC untuk proyek tersebut dan sedang menunggu tanggapan.

“Ini adalah proyek penting bagi kami dan berpotensi menghasilkan keuntungan,” ujarnya.

Ditanya apakah keikutsertaan AS dalam proyek tersebut dapat mencakup pengerahan sistem pertahanan udara untuk melindungi kilang minyak, serupa dengan yang ada di Suriah, 

Svyrydenko mengatakan Kiev belum mengusulkan agar Washington mengerahkan sistem pertahanan udara.

Namun, ia menekankan bahwa "perusahaan AS yang terlibat dalam proyek tersebut dapat berperan dalam menyuarakan pendapat pemerintah AS mengenai isu ini".

"Kami memahami bahwa jika ada investasi AS di Ukraina, AS akan memiliki lebih banyak insentif untuk melindungi aset-aset tersebut," tambah Svyrydenko.

Perkembangan terbaru ini muncul setelah Departemen Pertahanan AS mengumumkan akan menghentikan pasokan senjata ke Ukraina, termasuk rudal antipesawat, sementara negara itu meninjau cadangan senjata nasionalnya.

 Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS harus mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, tetapi tidak merinci jenis senjata atau waktu pengiriman ke Kiev.

Kiev memperkirakan ketiga proyek dalam kesepakatan mineral tersebut akan dilaksanakan oleh perusahaan patungan AS-Ukraina dalam 18 bulan ke depan. 

Pertemuan resmi pertama dana investasi tersebut diperkirakan akan berlangsung pada akhir Juli di Kiev.

Pemerintahan Trump belum mengomentari proposal Ukraina.

 Para ahli mengatakan proposal baru ini menunjukkan bahwa Ukraina tidak hanya menyerahkan sumber daya kepada AS, tetapi juga menawarkan proyek peningkatan dan pembangunan infrastruktur bernilai miliaran dolar. 

Melalui perjanjian tersebut, Ukraina juga menginginkan AS untuk mengerahkan sistem pertahanan udara, sehingga semakin mengintervensi upaya pertahanan negara tersebut.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved