Sosok HY, Dosen UNM yang Tewas Tergantung di Pohon, Alumni UHO dan PPPK Pendidikan Khusus

HY diketahui merupakan dosen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di bidang Pendidikan Khusus.

Editor: Faisal Zamzami
Dok Tribunnews
ILUSTRASI JENAZAH - HY dosen UNM tewas tergantung di pohon. HY diketahui merupakan dosen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di bidang Pendidikan Khusus. 

SERAMBINEWS.COM, MAKASSAR- Sebuah kabar mengejutkan mengguncang dunia pendidikan di Sulawesi Selatan.

Sosok pria yang ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon pada Jumat (11/7/2025) siang, tepat di depan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Makassar, Jalan Emmy Saelan III, Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, kini telah teridentifikasi.

Ia adalah HY, seorang dosen Universitas Negeri Makassar (UNM).

HY diketahui merupakan dosen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di bidang Pendidikan Khusus.

 Informasi lebih lanjut mengungkap bahwa HY adalah alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara.

Penemuan tragis ini mengundang perhatian luas dari masyarakat dan aparat kepolisian.

 

Kronologi Penemuan dan Penyelidikan Awal

Jasad HY pertama kali ditemukan oleh tiga orang buruh harian yang sedang beraktivitas di sekitar lokasi kejadian.

Mereka yang terkejut dengan pemandangan tersebut segera melaporkan kepada sekuriti Poltekkes Kemenkes Makassar, yang kemudian meneruskan informasi ke pihak berwajib.

Kapolsek Rappocini Kompol Ismail mengungkapkan bahwa saat petugas tiba di lokasi, HY ditemukan mengenakan celana kain abu-abu dan jaket hitam bergaris merah merek REI.

Tak jauh dari lokasi kejadian, terparkir sebuah sepeda motor Mio 125 warna merah dengan plat nomor DT 6618 LF, yang diduga kuat milik almarhum.

"Jadi tadi kita sementara olahraga bersama tiba-tiba ada laporan dari warga bahwa ada orang gantung diri di Jl Tidung," terang Kompol Ismail.

Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati oleh tim kepolisian, dibantu personel Dokpol dan Inafis.

Petugas melepas jeratan tali di leher korban lalu menurunkannya secara perlahan. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah HY langsung dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk penyelidikan lebih lanjut.

Pada pemeriksaan awal di lokasi kejadian, polisi tidak menemukan identitas diri pada tubuh korban.

"Identitasnya belum diketahui, sekarang dibawa ke RS Bhayangkara," ujar Ismail saat itu. Selain itu, tidak ditemukan pula tanda-tanda kekerasan pada tubuh almarhum, dan warga sekitar juga mengaku tidak mengenali sosok pria tersebut.

"Dokpol dan Inafis sudah melakukan identifikasi, mendalami, untuk kekerasan belum kita temukan," tegas Ismail.

Ia juga menambahkan, "Tidak ada sama sekali kartu identitas yang dikantongi almarhum. Tidak ada yang kenal juga di sekitar situ."

Pihak kepolisian pun mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk menghubungi Polsek Rappocini atau Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, atau langsung mendatangi RS Bhayangkara.

 

Baca juga: Cegah Kasus Bunuh Diri, Dr Teuku Zulkhairi Desak Pemerintah Aceh Perbanyak Layanan Kesehatan Mental


Identitas Terkuak dan Rencana Pemakaman di Muna

Misteri identitas korban akhirnya terkuak pada Jumat malam. Sejumlah keluarga dan kerabat mulai memadati halaman depan ruang jenazah RS Bhayangkara atau Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jalan Andi Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Mereka datang untuk memastikan kabar dan menunggu proses visum selesai.

HY adalah seorang dosen Pendidikan Khusus di UNM. Kakak sepupu almarhum, Abu Basrah (47), mengungkapkan rencana pemakaman jenazah HY.

"Dari sini langsung ke bandara, diterbangkan ke Kendari," ucap Abu Basrah saat dihampiri awak media.

Setelah tiba di Kendari, jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, tempat istrinya berada.

Abu Basrah juga mengungkapkan rasa kagetnya atas peristiwa ini.

Ia mengaku sudah setahun lebih lost contact atau putus komunikasi dengan HY. 

"Di Makassar dia ngekos. Saya tidak tahu juga di mana kosnya karena sudah setahun lost kontak sama keluarga," ungkapnya, menambah duka atas kepergian mendadak HY.

Hasil Visum Awal dan Proses Investigasi Berlanjut

Dokter Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, dr. Denny Mathius, menjelaskan bahwa tindakan medis yang dilakukan terhadap jenazah HY di RS Bhayangkara hanya sebatas visum luar.

"Jadi kita sudah melakukan pemeriksaan yah untuk pemeriksaan luar," kata dr. Denny Mathius. Ia menekankan bahwa ini bukan autopsi, sesuai dengan permintaan dari penyidik.

Dr. Denny belum bisa membeberkan hasil visum secara rinci kepada publik, sebab hasil tersebut akan disampaikan langsung kepada penyidik untuk keperluan investigasi.

 "Itu dia hasilnya itu akan disampaikan ke penyidik. Karena ini kan akan melalui proses investigasinya penyidik," katanya.

Ia juga membenarkan bahwa jenazah yang diperiksa adalah dosen UNM berinisial HY, setelah identitasnya dipastikan sesuai permintaan penyidik.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian terus mendalami kasus ini untuk mengungkap penyebab pasti kematian HY.

Masyarakat dan civitas akademika UNM berharap kasus ini dapat segera terungkap.

Menggunakan tangga, personel tampak melepas jera

 

 

Baca juga: 82 Guru PAI di Pidie Diberi Pelatihan Pengelolaan Pustaka

Baca juga: Dalam 6 Bulan, Baitul Mal Aceh Kumpulkan Rp 35 Miliar dari Zakat dan Infak

Baca juga: Tgk H Muntasir, Pembina UNISAI Samalanga Bireuen Dikukuhkan Sebagai Guru Besar di Unimal


Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Tewas Tergantung di Pohon, Jenazah Dosen UNM Diterbangkan ke Kendari Sultra, 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved