Liputan Eksklusif Aceh
Bantuan Kemendikbudristek Chromebook Banyak tak Terpakai di Aceh,
“Karena tidak bisa dipakai sama sekali, ya sudah, jadi barang tidak bisa dipakai, teronggok,” ANNA FAUZA JAILANI
“Karena tidak bisa dipakai sama sekali, ya sudah, jadi barang tidak bisa dipakai, teronggok,” ANNA FAUZA JAILANI, Kepala TK Permata Sunnah
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Laptop Chromebook yang diduga dikorupsi oleh sejumlah pegawai Kemendikbudristek ternyata banyak yang tak terpakai di Aceh. Salah satunya disebabkan oleh sulitnya mengoperasikan laptop tersebut. Hal ini terungkap dari hasil wawancara Serambi dari sejumlah pihak sekolah di seluruh Aceh.
Seperti diketahui, laptop Chromebook saat ini menjadi perbincangan hangat seiring mencuatnya kasus dugaan korupsi yang menyeret sejumlah nama, termasuk nama Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024.
Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni Jurist Tan (JT) selaku Staf Khusus Mendikbudristek tahun 2020-2024, Ibrahim Arief (IBAM) selaku Konsultan Teknologi di Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih (SW) selaku Direktur Sekolah Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek 2020-2021 sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan Direktorat Sekolah Dasar, dan Mulyatsyah (MUL) selaku Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek 2020-2021, sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan Direktorat Sekolah Menengah Pertama.
Bantuan laptop yang disebut Kejagung merugikan negara sebesar Rp 1,9 triliun dari anggaran pengadaan Rp 9,3 triliun itu tersebar sebanyak 41.703 unit se-Indonesia. Khusus Aceh, ada 1.209 sekolah yang kebagian Chromebook. Lalu seperti apa tanggapan guru terhadap penggunaanya?
Hasil penulusuran Serambi, sejumlah lembaga pendidikan seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Banda Aceh sudah tidak lagi menggunakan Chromebook, laptop dengan sistem operasi Chrome OS bantuan dari Kemendikbud yang kini sedang menjadi sorotan.
Laptop yang dikembangkan oleh Google ini dirancang untuk penggunaan sehari-hari yang berfokus pada aplikasi web dan penyimpanan cloud, menawarkan kemudahan penggunaan, keamanan, dan kemudahan pembaruan otomatis.
Meski demikian, Kepala PAUD Putroe Lambilek, Miranda Kardilla SPd mengaku, pihak sudah tidak menggunakan laptop tersebut karena kesulitan saat mengoperasikannya. Ketergantungan pada koneksi internet tiap tools yang tersedia, membuat Chromebook kurang digandrungi, bahkan tidak terpakai sama sekali.
Bahkan, untuk hal-hal dasar seperti Microsoft Word dan Power Point, tidak bisa digunakan kecuali terkoneksi internet serta menggunakan alternatif seperti Google Docs. “Mengetik atau membuat power point agak susah, pokoknya ini laptop hanya digunakan online,” ungkap Miranda, Kamis (17/7/2025).
Saat awal-awal dibagikan sekitar tahun 2021 lalu, pihaknya sempat menggunakan untuk kegiatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Namun seiring waktu, para guru lebih banyak menggunakan handphone karena alasan fleksibilitas.
Hal senada disampaikan Kepala Sekolah TK Permata Sunnah, Anna Fauza Jailani SPd MPd. Dia menyampaikan bahwa pihaknya bahkan sama sekali tidak menggunakan laptop tersebut karena kesulitan mengoperasikannya. Padahal, sekolah sangat butuh laptop terutama untuk proses administrasi di sekolah, hingga kegiatan belajar mengajar lainnya.
"Tidak terpakai sama sekali, bahkan di sekolah kami itu yang paling bisa mengoperasikan laptop cuma saya, tapi tidak bisa gunakan sama sekali," ungkap Anna.
Dikatakan, meskipun sudah menggunakan akun belajar ID, tetapi Microsoft Word tidak bisa dioperasikan, apalagi untuk print surat menyurat. "Karena tidak bisa dipakai sama sekali, ya sudah, jadi barang tidak bisa dipakai, teronggok,” tambahnya.
Di tempat berbeda, Kepala SMP Negeri 2 Banda Aceh, Arlis mengakui, bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran di sekolahnya. Namun, kata dia, laptop Chromebook hanya bisa diakses saat terhubung dengan internet saja.
“Kita kalau di sekolah lebih banyak menggunakan lab komputer, sebab Chromebook ini tidak bisa offline dia dan unitnya terbatas. Jadi ketika Chromebook ini kita bawa ke ruang kelas yang belum ada jaringan atau wifi, itu tidak bisa digunakan. Itu lah jadi hambatan,” kata Arlis, Jumat (18/7/2025).
Dia mengaku, saat dibagikan, Chromebook tersebut dinyatakan bisa diakses secara offline layaknya laptop pada umumnya. Namun setelah mencoba berbagai cara, pihaknya tetap tidak bisa mengaksesnya secara offline. “Memang dulunya dia bilang bisa offline. Ternyata sudah kami coba-coba saya bawa pulang ke rumah, tidak bisa juga. Jadi sistem membuat file dia tetap online dan editnya tetap online. Misalnya ada data Microsoft Word lah, jenis surat misalnya kita buat secara online, itu editingnya tidak bisa secara offline,” jelasnya.
Bergeser ke Aceh Barat, Kepala SMP Darul Aitami, Kecamatan Meureubo, Agussalim Nazar mengatakan, sekolahnya menerima 10 unit Chromebook, semuanya masih bagus untuk dimanfaatkan. Meski demikian, perangkat tersebut tidak dilengkapi aplikasi seperti Word dan Excel yang biasa digunakan guru dalam menyusun laporan.
Ia mengungkapkan, saat laptop dibuka langsung muncul menu Id belajar untuk masuk atau menggunakan laptop tersebut. Jika tidak masuk melalui Id seperti penggunaan password, maka tidak bisa digunakan sama sekali. "Laptop ini tidak ada Word dan Excel, sehingga punya keterbatasan. Lebih cocok untuk keperluan online seperti UNBK mencari data-data yang diperlukan di internet," ujar Agussalim, Kamis (17/7/2025).
Sementara di Aceh Jaya, Kepala SMPN 1 Calang, Nurlaili menyebutkan pihaknya menerima 51 unit Chromebook. Didampingi salah satu guru, dirinya mengatakan jika para guru sendiri lebih memilih untuk tidak menggunakan Chromebook tersebut dikarenakan pengoperasian yang ribet dan tidak lengkapnya fitur yang ada. "Dari 51 Chromebook itu, 45 unit bermerek Acer dan 6 unit bermerek Zyrex," sebutnya.
Selanjutnya Kepala SMPN 2 Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) Rusdy MPd menyebutkan, sekolahnya mendapatkan tiga unit. Satu di antara mengalami kerusakan pada saat digunakan siswa untuk keperluan belajar. “Tahun 2021 lalu, kita mendapatkan 3 unit Chromebook dari dinas. Untuk saat ini, hanya dua unit yang masih layak pakai, sementara satu unit lagi mengalami kerusakan di hardware-nya,” ungkap Rudy.
Menurutnya, laptop Chromebook yang mengalami kerusakan tersebut sudah berulang kali dibawa ke tempat-tempat service laptop di Blangpidie, namun tidak ada yang bisa memperbaiki. “Sudah berulang kali kita bawa ke tempat service, tapi tidak ada yang bisa perbaiki. Susah sekali kita cari tukang service Chromebook ini di Abdya,” ujarnya.(rn/dul/rb/m)
Masih Digunakan hingga Saat Ini
MESKI demikian, beberapa sekolah mengaku masih menggunakan laptop Chromebook hingga saat ini. Seperti disampaikan Kepala Sekolah TK Al Kawanad, Ridha Mika Meluza yang mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan laptop Chromebook tersebut.
Sampai saat ini pihaknya masih menggunakan laptop bantuan Kemendikbud masa Menteri Nadiem Makarim itu. “Terbantu untuk saya mengajar, administrasi, kemudian dipakai untuk audio visual karena dapat infokus, hari-hari pakai itu,” ungkap Luza.
Menurutnya, Chromebook sangat efektif karena memakai produk Google, sehingga langsung terkoneksi. Meski demikian, kekurangan yakni tidak bisa digunakan bila tidak terkoneksi internet. "Untuk pemakaian, setiap hari. Anak-anak menonton pakai Chromebook, kemudian hari-hari buat administrasi dan kelengkapan berkas lain saya juga pakai itu,” ucapnya.
Di Aceh Timur, sebanyak 44 SMP juga mendapat bantuan tersebut, salah satunya SMPN 2 Idi Tunong. Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Rahmawati Budi Utami mengaku, sekolahnya menerima 15 unit laptop Chromebook dengan merek Zyrek. Laptop tersebut digunakan untuk guru mengajar di sekolah dan digunakan oleh siswa-siswi untuk ujian serta belajar.
"Keberadaan laptop yang kami terima dalam keadaan bagus, sampai saat ini masih berfungsi ada beberapa yang rusak itu karena pemakaian yang lama, juga persoalan lain seperti jatuh dan kena air, " tutur Rahmawati.
Dia melanjutkan, 15 unit laptop itu digunakan untuk administrasi guru bagian kurikulum, assessment nasional berbasis komputer, serta kegiatan belajar mengajar siswa. Menurutnya dengan adanya bantuan laptop tersebut, sekolahnya SMPN 2 Idi Tunong sangat terbantu karena sebelumnya mereka terkendala pada operasional. "Malah kami menginginkan lagi bantuan TIK ini untuk menunjang operasional sekolah," tuturnya.
Terpisah, ada tiga sekolah di Pidie masing-masing mendapatkan 15 unit laptop Chromebook. Salah satunya, SMPN 1 Peukan Pidie. Kepala Sekolah, Yusnita Sari Nasution SPd menyampaikan, laptop tersebut tidak memiliki kendala-kendala saat dipakai guru. Bahkan, kamera di laptop tersebut langsung bisa diaktifkan.
Menurutnya, keunggulan laptop Chromebook lebih cepat mengakses pembelajaran. Artinya, semua informasi tentang kurikulum mudah diakses di laptop Chromebook. "Jadi kita tidak perlu mencari di internet maupun Google, karena sudah diprogram di kementrian di laptop Chromebook," ujar Yusnita.
Dikatakan, Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK telah dilaksanakan di sekolahnya pada September 2024 dengan menggunakan laptop tersebut. "Kita tidak membolehkan Chromebook dibawa ke luar dari ruang komputer, agar laptop itu terjaga," tambahnya.
Bergeser ke Aceh Selatan, sebanyak 36 sekolah mendapat bantuan laptop tersebut. Salah satunya, TK Harapan Bunda. Nurkamis, Kepala TK tersebut mengatakan, Chromebook sangat bermanfaat dan masih digunakan hingga saat ini di sekolahnya.
“Sangat bermanfaat, yang kurang kami pakai adalah Router Wifi (D-Link) karena dia pakai kartu. Kalo beli kartu satu hari sudah habis, tapi kalo laptop dan proyektornya bermanfaat,” ungkap Nurkamis.
Selanjutnya di sekolah berbeda, Kepala SMP Negeri 2 Singkil Utara, Rosmadi mengatakan, bantuan laptop Chromebook yang diterima sekolahnya sebanyak 45 unit, bermanfaat untuk pelaksana ujian semester, asesmen, dan praktek anak didiknya.
Sebagai pendukung agar tetap bisa digunakan ketika listrik padam, pihak SMPN 2 Singkil Utara bahkan telah membeli genset. Berdasarkan pengalamannya, laptop Chromebook cukup cepat sistem kerjanya. "Sangat bermanfaat, guru-guru, anak-anak terbantu,” tutur dia.
Kepala TK Permata Bakti, Bandar Bireuen, Kota Juang, Sri Wahyuni Spd mengatakan, laptop bantuan yang diterimanya tahun 2021 lalu hingga saat ini masih bagus dan selalu dipakai untuk kegiatan sekolah, senam para murid dan lainnya. “Kami (bahkan) sangat butuh kalau ada tambahan,” pungkasnya.(rn/ra/al/yus/naz/is/de)
Liputan Eksklusif
Bantuan Kemendikbudristek
Bantuan laptop Kemendikbudristek
Chromebook Masih Dipakai
Chromebook Maih Dipakai
Laptop chromebook di pidie
Laptop Chromebook di Aceh Timur
Daftar 44 SMP di Aceh Timur Penerima Chromebook
44 SMP di Aceh Timur Terima Chromebook
sekolah minta tambahan Laptop Chromebook
Jamaah Millah Abraham Ditangkap Warga karena Satu dari Tiga Pria Kabur Sebelum Pembaiatan |
![]() |
---|
Ini Cerita OJK soal Pertimbangan Luluskan Fadhil Ilyas Dkk Pengurus Bank Aceh hingga ‘PR’ ke Depan |
![]() |
---|
GeRAK Minta Dirut Baru Jadikan Bank Aceh 'Bapak Angkat' Bagi Masyarakat |
![]() |
---|
KADIN Minta Bank Aceh Jadi Motor Penggerak Wirausaha Rakyat |
![]() |
---|
Muhammadiyah Minta Bank Aceh Fokus Pembiayaan Produktif, Dikelola Profesional,Bukan Kepentingan Elit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.