Breaking News

Apa Itu Partai Sanseito yang Melejit di Pemilu Jepang, Disebut Anti Asing, WNI Bakal Diusir?

Nama Partai Sanseito mendadak melejit dalam kancah politik Jepang usai Pemilu Majelis Tinggi 20 Juli 2025.

Editor: Amirullah
Richard Susilo
PARTAI SANSEITO - Ketua Partai Sanseito, Sohei Kamiya. Pria kelahiran Kota Takahama, Distrik Oi, Prefektur Fuku Jepang tanggal 12 Oktober 1977 dikenal karena pidato-pidatonya yang provokatif dan pesan-pesannya yang sarat konspirasi 

Menggunakan jargon "Japanese First" (Utamakan warga Jepang), Partai yang berporos sayap kanan ini pun mendulang suara yang begitu masif di pemilu kali ini.

Fenomena ini mencerminkan kekecewaan publik terhadap pemerintah yang dianggap gagal menangani isu identitas nasional dan ekonomi.

Guna mendalami fenomena tersebut, mari kita menelaah lebih dalam terkait Partai Sanseito dan kiprahnya dalam dunia politik Jepang

Latar Belakang Berdirinya Sanseito

Partai Sanseito bisa dikatakan lahir di tengah dinamika politik Jepang di era pandemi pada tahun 2020 lalu.

Kata Sanseito (参政党) sendiri bermakna Partai Partisipasi Politik namun dalam pemilihan akronim Inggrisnya mereka memilih istilah Partai DIY atau Do It Yourself.

Pemilihan istilah DIY sendiri merujuk pada tren untuk melakukan kegiatan mandiri secara digital yang popularitasnya naik di kala pandemi.

Partai ini sendiri menarik perhatian nasional karena kebijakannya yang ekstrem, terutama dalam isu anti-imigrasi dan nasionalisme radikal.

Sanseito lahir pada 2020, saat pandemi memicu krisis kesehatan dan ekonomi yang memperparah ketegangan sosial. 

Partai ini didirikan oleh kelompok aktivis sayap kanan yang memanfaatkan ketakutan masyarakat akan ancaman imigrasi, globalisasi, dan hilangnya budaya Jepang.

Ideologi mereka berfokus pada slogan “Japanese First”, menolak imigrasi, memperketat kontrol perbatasan, serta melindungi tradisi Shinto-Buddhis dari pengaruh asing.

Selain itu, mereka mengkritik kebijakan multikulturalisme yang dianggap “menjajah” nilai-nilai lokal.

Basis Pendukung Sanseito

Popularitas Sanseito yang melejit pada pemilu 2025 sendiri menunjukkan keberhasilan mereka mendulang suara di kalangan pemilih muda di Jepang yang frustrasi dengan pengangguran dan ketidakpastian ekonomi.

Berbeda dari partai tradisional di Jepang, Sanseito lebih mudah merangkul pemilih muda karena mereka memprioritaskan media sosial, terutama YouTube, untuk menyebarkan narasi emosional tentang ancaman imigrasi ilegal, kejahatan, dan kehilangan identitas budaya.

Kesuksesan Sanseito di media sosial juga bisa dilihat dari saluran YouTube resmi mereka memiliki 400.000 pengikut.

Dikutip dari socialcounts.org, angka tersebut jauh lebih banyak daripada yang dimiliki partai lain di platform tersebut bahkan mendekati tiga kali lipat jumlah pengikut Partai Demokratik Liberal (LDP) yang menguasai parlemen dalam 70 tahun terakhir

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved