Abdya
Harga Gabah Tinggi, Kepala Distanpan Abdya Harap Petani tidak Menjual Seluruh Hasil Panen
Namun demikian, Hendri, berharap kepada petani yang sedang panen padi agar tidak menjual seluruh hasil panen meskipun...
Penulis: Masrian Mizani | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Harga gabah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) di tingkat petani mencapai Rp 7.600 per kilogram pada panen perdana Musim Tanam (MT) Gadu 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya Hendri Yadi menyebutkan, tingginya harga gabah ini menjadi semangat baru bagi petani untuk terus membudidayakan tanaman padi sehingga menghasilkan panen yang melimpah.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas naiknya harga gabah yang membuat petani padi Abdya senang, tentu senyum mereka membuat kami bahagia, dan kami berharap Abdya tetap menjadi lumbung pangan Provinsi Aceh dan menjadi penyangga pangan untuk daerah-daerah sekitar Abdya,” kata Hendri Yadi, kepada Serambinews.com, Rabu (23/7/2025).
Namun demikian, Hendri, berharap kepada petani yang sedang panen padi agar tidak menjual seluruh hasil panen meskipun dalam kondisi harga tinggi.
“Harapan kita sebagai Pemerintah Abdya dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan agar petani yang sedang panen tidak menjual seluruh hasil panennya, harus meninggalkan sebagai kebutuhan pangan keluarga,” pinta Hendri.
Sebab, kata Hendri, jika hasil penan semua dijual, maka nantinya petani akan membeli beras.
“Maka sisakan padi untuk stok rumah tangga, jual secukupnya saja agar nantinya petani tidak membeli beras,” pesan Hendri.
Pada panen perdana di sejumlah wilayah Kabupaten Abdya, kata Hendri, harga gabah mencapai Rp 7.600 per kilogram, bahkan melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Dengan harga melebihi HPP ini, jelas Hendri, maka Bulog tidak berhak untuk membeli padi petani. Tapi, jika nanti harganya di bawah HPP, maka Bulog akan menampung gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Dengan tingginya harga gabah, sebut Hendri, diharapkan menjadi semangat baru bagi petani untuk terus meningkatkan hasil panen pada musim tanam selanjutnya.
“Kita berharap petani terus semangat dalam membudidayakan padi, sebab padi adalah salah satu sektor yang diandalkan di Kabupaten Abdya,” ucapnya.
Hendri mengatakan, pada MT Gadu tahun 2025 ini, luas tanam padi di Abdya kurang lebih 8 ribu hektar yang tersebar di sembilan kecamatan dalam wilayah kabupaten setempat.
“Pada MT Gadu ini, produksi padi diperkirakan mencapai 50 ribu ton. Kita berharap Abdya tetap menjadi lumbung pangan Provinsi Aceh dan penyangga pangan untuk daerah-daerah sekitar Abdya,” pungkas Hendri. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.