Luar Negeri

Puluhan Mayat Berjajar di Belakang RS Sweida Suriah, Sebagian Besar Jenazah Mulai Membusuk

Bau menyengat tercium bahkan sebelum tim jurnalis berbelok ke halaman belakang rumah sakit tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar via Sky News
MAYAT - Puluhan mayat membusuk berada di belakang halaman RS Sweida, Suriah, pada Selasa (22/7/2025), karena belum sempat dimakamkan. 

"Ini masalah besar. Semua pasien yang dirawat pasca-operasi sekarang terinfeksi dan berisiko meninggal di sini," imbuhnya, sebagaimana diberitakan Sky News pada Rabu (23/7/2025).

Baca juga: VIDEO Istana Suriah Dibombardir Israel, Presiden Suriah Tak Takut Perang dengan Zionis

Kisah Hajar dan tangisan perawat

Bangsal-bangsal penuh oleh korban sipil yang terluka akibat konflik bersenjata antara kelompok suku dan kepentingan politik di wilayah Druze, salah satu yang terburuk sejak pemerintahan Bashar Al Assad digulingkan. 

Salah satu korban adalah Hajar (21), perempuan yang tengah hamil sembilan bulan.

Ia tertembak di kedua kakinya.

Meski nyawanya dapat diselamatkan, tim medis tidak berhasil menyelamatkan bayinya.

Seorang perawat pria terlihat menangis tersedu di sudut bangsal tempat Hajar dirawat.

 Ia terbaring tak bergerak di ranjang rumah sakit, dengan perban menahan luka parah di kakinya yang masih menggumpal darah.

 "Ia membutuhkan operasi oleh dokter spesialis, tapi kami tidak bisa melakukannya saat ini," ujar seorang dokter.

Hajar hanyalah satu dari puluhan korban yang memadati rumah sakit, sementara puluhan ribu warga lainnya terdampak akibat kekerasan selama 10 hari terakhir.

Baca juga: Presiden Suriah Murka Kecam Israel Biang Kerok Kekacauan di Negaranya, Siap Berperang Lawan Zionis

Situasi semakin memburuk

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 130.000 warga telah mengungsi dari rumah mereka.

 Jumlah korban jiwa diperkirakan telah melampaui 1.000 orang.

Untuk mencapai Sweida, tim jurnalis harus melewati beberapa pos pemeriksaan yang dijaga warga Druze bersenjata.

Wilayah ini kini menjadi daerah yang sangat rentan dan terisolasi di balik barikade pasir dan senjata.

Kekerasan di Sweida dipicu oleh rangkaian penculikan dan serangan balas dendam antara kelompok Druze dan suku Badui Arab.

Ketegangan meningkat ketika sejumlah pasukan pemerintah yang dikirim sebagai penjaga perdamaian diduga bergabung dengan suku Badui dalam melakukan pembantaian dan penjarahan terhadap minoritas Druze.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved