Harga Emas

Harga Emas di Langsa Kini Stagnan, Berikut Rinciannya Pada 25 Juli 2025

Pemilik Toko Emas Berkat Jasa Sejahtera, Muhammad Syirajullah, menyebutkan, hari ini harga emas perhiasan tidak ada kenaikan atau turun (stagnan). 

|
Penulis: Zubir | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Pemilik usaha emas di Toko Emas Jasa Sejahtera di Jalan T Umar Langsa meperlihatkan emas batang logam mulia. Harga emas di Langsa hari ini Jumat (25//7/2025) dilaporkan stagnan. 

Pemilik Toko Emas Berkat Jasa Sejahtera, Muhammad Syirajullah, menyebutkan, hari ini harga emas perhiasan tidak ada kenaikan atau turun (stagnan). 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Setelah sempat naik, kini harga emas perhiasan di Langsa dilaporkan mulai kembali bertahan, Jumat (25/7/2025).

Pemilik Toko Emas Berkat Jasa Sejahtera, Muhammad Syirajullah, menyebutkan, hari ini harga emas perhiasan tidak ada kenaikan atau turun (stagnan). 

Dirincikannya, emas perhiasan 99,5 persen berada di harga Rp 5.850.000 per mayam. 

Lalu, emas perhiasan 97 persen juga berada pada harga Rp 5.700.000 per mayam.

"Untuk kedua jenis emas tersebut belum biaya untuk tambahan tempahan senilai Rp 50 ribu," sebutnya.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Anjlok, Turun Hingga Rp32.000, Cek Harga UBS, Galeri24 & Antam

 Penyebab Harga Emas Stagnan

Sebuah gambar yang menunjukkan granula emas murni 99,99 persen di ruang kerja selama proses produksi di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, pada 23 Mei 2024.
Sebuah gambar yang menunjukkan granula emas murni 99,99 persen di ruang kerja selama proses produksi di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, pada 23 Mei 2024. (Reuters)

Harga emas stagnan terjadi ketika nilai emas tidak mengalami kenaikan atau penurunan signifikan dalam periode tertentu. 

Fenomena ini bisa mengejutkan investor yang mengharapkan tren naik berkelanjutan.

Berikut beberapa penyebab utamanya:

  1. Faktor Ekonomi dan Kebijakan Global

Stabilitas ekonomi sementara

Ketika indikator ekonomi membaik, investor cenderung tidak terlalu agresif membeli emas sebagai aset pelindung.

Kebijakan moneter ketat Bank sentral seperti The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.

Ini membuat emas kurang menarik dibanding deposito atau obligasi berbunga tinggi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved