Video

VIDEO - Para Orangtua IDF Tidak Rela Anaknya Diperbudak Netanyahu Berperang

Langkah militer Israel penjarakan IDF memantik amarah dari Kelompok orang tua IDF, yang menyebut militer Israel sudah melewati batas kemanusiaan.

Editor: Khusna Maulidia

SERAMBINEWS.COM - Penolakan sejumlah tentara Israel untuk kembali ke medan tempur di Gaza menuai sorotan tajam, tidak hanya dari militer, tetapi juga dari para orang tua yang semakin vokal menyuarakan kemarahan mereka terhadap kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pada Minggu (27/7/2025), militer Israel mengumumkan bahwa tiga tentara dari Batalyon 931 Brigade Infanteri Nahal dijatuhi hukuman penjara dan dicopot dari tugas tempur usai secara terbuka menolak kembali bertempur di Jalur Gaza. Ketiganya mendapat hukuman penjara selama 7 hingga 12 hari. Sementara itu, satu tentara lainnya masih menunggu putusan.

Dalam pernyataannya kepada atasan, para prajurit mengaku mengalami "krisis internal yang mendalam" dan menyatakan tidak sanggup lagi memasuki Gaza setelah mengalami berbagai putaran pertempuran yang melelahkan.

Baca juga: VIDEO - Gegara Frustasi saat Perang, IDF Habisi Nyawa Perwira Sendiri

Seorang ibu dari salah satu tentara mengungkapkan bahwa anaknya tidak hanya mengalami kelelahan fisik, tetapi juga mengalami kehancuran emosional yang berat.

“Mereka sudah terlalu jauh dipaksa bertahan. Anakku pulang seperti bukan dirinya lagi,” ujar sang ibu dalam pernyataan yang dikutip dari Anadolu Ajansi.

Meski para prajurit sempat menjalani pemeriksaan kesehatan mental, pihak militer menyimpulkan bahwa mereka “masih layak bertempur”. Namun saat mereka tetap menolak perintah, hukuman penjara pun dijatuhkan oleh militer Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menegaskan bahwa tindakan pembangkangan adalah pelanggaran berat, apalagi dalam situasi perang seperti saat ini.

Baca juga: VIDEO - Tiga IDF Dicap Pemberontak dan Dipenjarakan Karna Ogah Kembali Perang ke Gaza

Namun langkah militer ini justru memantik amarah dari organisasi orang tua tentara, Ima Era, yang menyebut militer Israel sudah melewati batas kemanusiaan.

“Ketika tentara berulang kali berteriak bahwa mereka tidak sanggup lagi, ini bukan masalah disiplin. Ini adalah jeritan hati rakyat yang sudah didorong sampai ke ujung batasnya,” tegas Ima Era dalam pernyataan resmi.

Organisasi tersebut juga mengecam keras kebijakan pemerintahan Netanyahu yang dianggap memperlakukan para pemuda Israel seperti alat perang, bukan manusia.

Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan diam. Mereka menekankan bahwa anak-anak mereka bukan budak Netanyahu. Mereka tidak diciptakan untuk mati di Gaza tanpa tujuan pasti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved