Berita Viral

Warga Berebut Gali Emas di Sungai Eufrat yang Mengering, Benarkah Termasuk Tanda Kiamat?

 “Memang benar bahwa wilayah sekitar Sungai Efrat kaya akan sedimen mineral. Tapi tanah yang terlihat berkilau bukan berarti mengandung emas,”

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Shafaq News
Sungai Eufrat-Puluhan warga desa di sekitar wilayah Raqqa, Suriah, kini berbondong-bondong menggali tanah di sepanjang dasar sungai yang surut, dengan harapan menemukan emas. 

Warga Berebut Gali Emas di Sungai Eufrat yang Mengering, Benarkah Termasuk Tanda Kiamat

SERAMBINEWS.COM- Suasana di tepian Sungai Eufrat dalam beberapa hari terakhir berubah menjadi seperti adegan dari film demam emas.

Dilansir dari Shafaq News (7/8/2025), puluhan warga desa di sekitar wilayah Raqqa, Suriah, kini berbondong-bondong menggali tanah di sepanjang dasar sungai yang surut, dengan harapan menemukan emas mentah.

Fenomena ini dimulai secara tiba-tiba, ketika muncul tumpukan tanah berkilau di dasar sungai yang baru saja terbuka akibat terus menurunnya permukaan air Sungai Efrat.

Awalnya hanya rasa penasaran beberapa warga, namun kini telah berkembang menjadi aktivitas penambangan yang berlangsung tanpa henti.

Para warga mendirikan tenda-tenda darurat di tepi sungai.

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering, Warga Suriah Dilanda Demam Emas hingga Dikaitkan dengan Tanda Kiamat

Mereka menggali siang dan malam menggunakan sekop, ember, dan peralatan seadanya.

Beberapa dari mereka bahkan membawa seluruh keluarganya dan menjadikan tepi sungai sebagai tempat tinggal sementara.

Meskipun aktivitas ini semakin meluas, belum ada tindakan atau pengawasan resmi dari pemerintah atau otoritas lokal.

Tidak ada aturan keselamatan, tidak ada perlindungan hukum, dan tidak ada pengelolaan lingkungan.

Padahal, risiko kecelakaan, tanah longsor, dan pencemaran lingkungan cukup besar.

Insinyur geologi Khaled al-Shammari mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru menarik kesimpulan.

 “Memang benar bahwa wilayah sekitar Sungai Efrat kaya akan sedimen mineral. Tapi tanah yang terlihat berkilau bukan berarti mengandung emas,” jelasnya dalam wawancara dengan media lokal Shafaq News.

“Hanya melalui analisis geologi yang mendalam kita bisa tahu apakah itu benar-benar emas atau hanya mineral biasa," tambahnya.

Baca juga: Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-22 Ramadhan: Terhindar dari Kesusahan pada Hari Kiamat

Hadis Nabi 

Di tengah maraknya pencarian emas, sebagian warga mulai mengaitkan kejadian ini dengan salah satu hadis Nabi Muhammad SAW yang cukup terkenal:

“Hari Kiamat tidak akan tiba hingga Sungai Eufrat menyingkap gunung emas, yang akan diperebutkan manusia.”

Ulama lokal, Asaad al-Hamdani, membenarkan bahwa hadis tersebut sahih dalam tradisi Islam Sunni.

Namun ia juga menekankan agar masyarakat tidak buru-buru menganggap peristiwa ini sebagai tanda kiamat.

“Kita harus bijak dan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai landasan dalam memahami peristiwa ini,” ujarnya.

Meski begitu, bagi sebagian warga yang sudah lama hidup dalam kesulitan, hadis tersebut memberi harapan baru baik secara ekonomi maupun spiritual.

Baca juga: Hujan Es dan Salju Selimuti Gurun di Al Jawf Arab Saudi, Pertama Kali dalam Sejarah, Tanda Kiamat?

Benarkah Keringnya Sungai Eufrat Termasuk Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Hadis dan Pandangan Ulama

Belakangan ini, ramai membahas soal mengeringnya Sungai Eufrat yang dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.

 Tak jarang, narasi tersebut disertai foto-foto kondisi sungai yang mengering dan kutipan hadis-hadis yang diyakini sahih.

Salah satunya adalah hadis riwayat Imam Muslim berikut:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو

 

“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang, terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan akulah yang selamat.’” (HR Muslim)

Hadis ini sering dijadikan dasar bahwa jika Sungai Eufrat benar-benar surut dan mengering, maka itu adalah bagian dari pertanda datangnya hari kiamat.

Namun, benarkah demikian?

Hadis-Hadis Lain yang Saling Menjelaskan

Dalam kajian ilmu hadis, memahami satu hadis tidak cukup hanya dengan membaca satu redaksi.

Perlu dilakukan takhrij, yaitu penelusuran hadis-hadis lain yang membahas tema serupa, agar diperoleh pemahaman yang lebih utuh.

Ternyata, ada beberapa hadis lain yang juga membicarakan hal serupa.

 Misalnya, hadis dari Ubay bin Ka’ab yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim:

عن أبي بن كعب قال: "لا يزال الناس مختلفة أعناقهم في طلب الدنيا سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: يوشك أن ينحسر الفرات عن جبل من ذهب فإذا سمع به الناس ساروا إليه فيقول من عنده لئن تركنا الناس يأخذون منه ليذهبن به كله قال: فيقتتلون عليه فيقتل من كل مائة تسعة وتسعون

 

“Orang-orang akan terus sibuk mengejar dunia. Hampir saja al-Furat tersingkap dan menampakkan simpanan emas. Saat orang-orang mendengar kabar itu, mereka pun datang. Salah seorang berkata, 'Kalau kita biarkan, semuanya akan diambil.' Lalu mereka saling berperang dan dari seratus orang, hanya satu yang selamat.” (HR Muslim)

Dilansir dari NU Online (7/8/2025), hadis ini mempertegas bahwa peristiwa yang terjadi bukan sekadar mengeringnya sungai, melainkan perebutan harta yang memicu pertumpahan darah.

Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bahkan secara tegas melarang siapa pun mengambil emas yang ditemukan tersebut:

“Hampir saja al-Furat menyingkapkan simpanan emas. Siapa pun yang hadir, jangan sekali-kali mengambil apa pun darinya.” (HR At-Tirmidzi)

Makna Kata dan Tafsir Ulama

Tiga hadis di atas menggunakan istilah yang sedikit berbeda: ada yang menyebut “gunung emas” (جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ) dan ada yang menyebut “simpanan emas” (كَنْزٍ مِنْ ذَهَبٍ).

Ulama tafsir hadis seperti Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa perbedaan ini tidak bertentangan, melainkan menunjukkan waktu yang berbeda.

Menurutnya:

"Kanz" (simpanan) digunakan ketika emas itu belum ditemukan banyak orang.

"Jabal" (gunung) digunakan saat emas tersebut sudah muncul dalam jumlah besar dan diketahui banyak orang.

Lebih lanjut, Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa larangan mengambil emas tersebut muncul karena potensi besar terjadinya fitnah (kekacauan), pembunuhan, dan perebutan harta yang bukan milik mereka.

 Dengan kata lain, bukan mengeringnya sungai yang menjadi tanda kiamat, tetapi perebutan harta secara masif yang menyebabkan kehancuran dan hilangnya nilai kemanusiaan.

Apa Itu Al-Furat?

Sebagian ulama memang menyebut bahwa “al-Furat” yang disebutkan dalam hadis merujuk pada Sungai Eufrat yang kita kenal hari ini mengalir dari Turki hingga Irak.

Namun, ada juga pendapat lain yang menyebutkan bahwa “al-Furat” bisa merujuk pada:

Air yang sangat tawar

Nama tempat lain di Kufah

Bahkan sebagian mengartikannya sebagai laut

Karena itu, belum ada kesepakatan bulat di antara para ulama tentang makna spesifik dari “al-Furat” dalam konteks hadis tersebut.

Bukan Sekadar Gejala Alam, Tapi Peringatan Etika

Hadis-hadis tentang al-Furat sejatinya menyimpan pesan moral yang kuat.

Rasulullah SAW mengingatkan bahwa akan datang suatu masa ketika manusia akan berlomba-lomba mengejar dunia, termasuk harta yang tersembunyi di dalam bumi. Namun karena keserakahan, mereka justru saling membunuh, memutus tali silaturahmi, bahkan mencuri.

Dalam hadis sahih riwayat Muslim lainnya, Rasulullah bersabda:

“Kelak bumi akan mengeluarkan isi perutnya berupa tiang-tiang emas dan perak. Lalu datanglah si pembunuh dan berkata, ‘Karena ini aku membunuh.’ Datang pula si pemutus silaturahmi dan berkata, ‘Karena ini aku memutuskan tali persaudaraan.’ Datang pula si pencuri dan berkata, ‘Karena ini tanganku dipotong.’ Lalu mereka semua meninggalkannya dan tidak mengambil sedikit pun darinya.” (HR Muslim)

Hadis ini menggambarkan secara simbolik bahwa harta dunia bisa membawa kehancuran jika dikejar tanpa kendali iman dan akhlak.

Oleh karena itu, hadis ini bukan hanya prediksi tentang masa depan, tetapi juga peringatan moral agar manusia tidak tergoda oleh harta yang bukan haknya.

 Jangan Terburu-buru Menyimpulkan Tanda Kiamat

Keringnya Sungai Eufrat saat ini belum tentu menjadi tanda kiamat, karena inti dari hadis adalah peringatan terhadap perebutan harta yang menyebabkan fitnah dan pembunuhan.

Hadis-hadis yang sahih menunjukkan bahwa Rasulullah SAW justru melarang mengambil emas tersebut untuk menghindari kehancuran yang lebih besar.

Tafsir para ulama menekankan pentingnya memahami konteks dan makna hadis, bukan hanya berpegang pada terjemahan literal.

Mengaitkan setiap fenomena alam dengan tanda kiamat tanpa landasan ilmu dan pemahaman yang dalam justru bisa menyesatkan dan menimbulkan kecemasan yang tidak perlu.

Maka dari itu, bijaklah dalam menyebarkan informasi keagamaan, apalagi yang berkaitan dengan hari kiamat.

Jangan hanya mengandalkan pesan berantai tanpa sumber yang jelas. Ilmu, akal sehat, dan keimanan harus berjalan bersama.
Wallahu a'lam.

Baca juga: Perbanyak Taubat, Ini 3 Tanda Kiamat yang Diyakini Sudah Terjadi di Arab Sesuai Sabda Nabi Muhammad


 
 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved