Konflik Palestina vs Israel

Citra Satelit Ungkap Gerak-Gerik Tank Israel Jelang Pencaplokan, Gaza di Ujung Tanduk

Gambar yang diambil oleh Planet Labs memperlihatkan lebih dari 100 kendaraan militer termasuk tank yang terparkir di sebuah depot

Editor: Amirullah
tangkap layar
Gaza kembali memanas setelah citra satelit mengungkapkan pergerakan masif pasukan Israel, mengerahkan lebih dari 100 kendaraan militer ke perbatasan dekat perlintasan Nahal Oz, hanya tiga kilometer dari pusat Kota Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat menyusul terungkapnya citra satelit terbaru yang menunjukkan pergerakan masif pasukan Israel di dekat perbatasan sejak Jumat, (8/8/2025). 

Gambar yang diperoleh dari Planet Labs memperlihatkan lebih dari 100 kendaraan militer, termasuk tank, yang terparkir di sebuah depot dekat perlintasan Nahal Oz, hanya berjarak tiga kilometer dari pusat Kota Gaza.

Lokasi pengerahan pasukan ini berada di sepanjang Garis Gencatan Senjata 1949 dan dikelilingi oleh tanggul pertahanan yang kokoh.

Temuan ini memicu spekulasi kuat bahwa Israel sedang mempersiapkan invasi darat baru, sebuah langkah yang dapat memperparah konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Menurut tiga pejabat Amerika Serikat dan satu mantan pejabat yang telah meninjau citra tersebut, pengerahan kendaraan tempur ini mengindikasikan adanya rencana ofensif dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Gaza.

"IDF akan bersiap menguasai Gaza City sambil memberikan bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil di luar zona pertempuran," demikian pernyataan salah satu pejabat militer AS.

Pernyataan ini sejalan dengan rencana Netanyahu yang sebelumnya telah menggembar-gemborkan niatnya untuk menduduki Jalur Gaza secara penuh, di tengah konflik yang terus memanas dengan kelompok Hamas.

Untuk mengambil alih kontrol penuh atas Gaza, Israel bahkan dikabarkan telah menggelar operasi militer besar-besaran.

Pengerahan pasukan ini menandai titik balik tajam dalam strategi militer Israel, yang selama ini lebih fokus pada gempuran intensif dari udara sejak Oktober 2023.

Jika invasi darat benar-benar diluncurkan, ini akan menjadi eskalasi konflik yang sangat serius di Jalur Gaza.

Baca juga: Profil Abu Paya Pasi, Ulama Kharismatik Pemimpin Dayah Bustanul Huda, Eks Penasihat Partai Aceh

Netanyahu Ngotot Kuasai Gaza

Dalam keterangan resminya Netanyahu menjelaskan bahwa ambisi untuk mengambil alih Gaza bertujuan untuk menghancurkan kekuatan Hamas.

Pimpinan Yahudi itu meyakini bahwa Hamas tidak akan berhenti menyerang Israel jika tidak dilumpuhkan sepenuhnya.

Baca juga:  Netanyahu Berniat Kuasai Gaza Secara Militer, Wamenlu RI Ingatkan Banyak Negara Mengakui Palestina

Oleh karenanya pendudukan penuh dianggap sebagai satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Jalur Gaza tidak lagi menjadi basis kekuatan bersenjata yang mengancam keamanan nasional Israel.

Selain itu upaya ini juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pembebasan sandera, setelah beberapa bulan terakhir mengalami hambatan akibat buntunya negosiasi gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.

"Kita harus terus bersatu dan berjuang untuk mencapai semua tujuan perang: mengalahkan musuh, membebaskan sandera kita, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel." tegas Netanyahu.

Baca juga: Israel Ingin Kuasai Gaza Penuh, Dirikan Pemerintahan Sipil Baru, tanpa Hamas, dan Otoritas Palestina

Israel Siapkan Pihak Ketiga Untuk Ambil Alih Gaza

Namun Netanyahu menegaskan bahwa ia akan menyiapkan pihak ketiga untuk ambil alih pemerintahan Gaza

Meski militer Israel berencana mengambil alih kendali penuh atas Kota Gaza, negara tersebut tidak berniat menjadi penguasa permanen atau badan pemerintahan di wilayah yang saat ini dikuasai kelompok Hamas itu.

Netanyahu menyebut bahwa setelah target militer tercapai, Israel akan menyerahkan tanggung jawab pemerintahan Gaza kepada "pihak ketiga" yang belum disebutkan secara eksplisit.

"Kami tidak ingin menjadi pemerintahan permanen di Gaza. Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin memiliki perimeter keamanan, tapi bukan mengelola wilayah itu," ujar Netanyahu.

Netanyahu tidak memberikan rincian siapa sebenarnya pihak ketiga yang akan mengambil alih pemerintahan Gaza pasca-operasi militer.

Hal ini memicu spekulasi luas di kalangan analis politik dan komunitas internasional. Beberapa kemungkinan yang beredar mencakup Pemerintah Otoritas Palestina (PA) yang saat ini memerintah di Tepi Barat, meskipun PA memiliki hubungan yang tegang dengan Israel.

Kemudian ada Koalisi internasional atau pengelolaan sementara oleh badan multilateral di bawah pengawasan PBB atau negara Arab.

Serta Badan sipil lokal yang diawasi dari luar oleh negara-negara mitra Israel atau negara-negara kawasan

(Tribunnews.com / Namira)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gaza di Ujung Tanduk, Citra Satelit Ungkap Gerak-Gerik Tank Israel Jelang Pencaplokan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved