Berita Aceh Tamiang

Naik Lagi, Harga Bawang di Aceh Tamiang Tembus Rp 60 Ribu

“Harga bawang dari Rp 40 ribu naik ke Rp 50 ribu, kemudian ke Rp 58 ribu, dan sekarang naik lagi ke Rp 60 ribu.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
BAWANG MAHAL - Harga bawang merah di Aceh Tamiang melambung sejak dua pekan lalu. Masyarakat keberatan karena tingginya harga bawang diikuti kenaikan harga komoditas lainnya. SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA 

“Harga bawang dari Rp 40 ribu naik ke Rp 50 ribu, kemudian ke Rp 58 ribu, dan sekarang naik lagi ke Rp 60 ribu.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Harga bawang merah di Kabupaten Aceh Tamiang kembali mengalami kenaikan signifikan.

Di Pasar Pagi Kota Kualasimpang harga bawang yang sebelumnya berada di kisaran Rp 40.000 per kilogram kini menembus Rp 60.000 per kilogram pada Sabtu (9/8/2025).

Pedagang bawang, Silvia Meilani, mengatakan kenaikan harga ini terjadi secara bertahap dalam dua minggu terakhir.

“Harga bawang dari Rp 40 ribu naik ke Rp 50 ribu, kemudian ke Rp 58 ribu, dan sekarang naik lagi ke Rp 60 ribu. Sudah dua minggu ini harga bertahan di angka itu,” ujarnya.

Menurut Silvia, lonjakan harga ini tidak seperti biasanya. Umumnya harga jual bawaang di Aceh Tamiang berkisar Rp 30 ribu per kilogram.

“Kenaikan ini kemungkinan karena pasokan di pasar minim. Petani bawang di Berastagi juga belum panen, sedangkan bawang yang saya jual berasal dari Sumatra Utara, Berastagi,” jelasnya.

Yanti, salah seorang pembeli di Pasar Pagi Kualasimpang, mengaku keberatan dengan harga tersebut.

“Harga bawang dari Rp 40 ribu naik terus, sekarang sudah Rp 60 ribu per kilo. Memang ada yang lebih murah, tapi kualitasnya jelek,” keluhnya.

Sementara itu, untuk harga cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, dan cabai caplak di pasar tersebut masih stabil di kisaran Rp 35.000 per kilogram.

Baik pedagang maupun pembeli berharap pemerintah dapat mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga bawang di pasaran.

Silvia Meilani berharap ada upaya penambahan pasokan, terutama dari daerah penghasil bawang, agar harga kembali normal.

“Kalau bisa pemerintah bantu pasokan atau cari alternatif dari daerah lain, biar harga gak terlalu tinggi.

Kasihan pembeli, kasihan juga pedagang karena penjualan jadi turun,” ungkap Silvia.

Senada, Yanti juga berharap pemerintah turun tangan.

“Mudah-mudahan pemerintah cepat tanggap, supaya harga kembali seperti biasa. Kalau terus naik, nanti banyak orang susah beli,” katanya. (mad)

Baca juga: Harga Bawang Merah Masih Tinggi, Pasar Inpres Tapaktuan Terpantau Sepi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved