Aceh Besar
Serunya Anak-Anak TK Alam IOS Belajar Mengenal Gajah di Saree Aceh Besar
pihaknya ingin menanamkan kepemimpinan, keberanian, dan rasa peduli terhadap lingkungan sejak usia dini...
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Puluhan anak yang menempuh pendidikan usia dini dan anak berkebutuhan khusus (ABK) Taman Kanak-Kanak Alam Islamic Orbit School (IOS) Tgk H Ahmad Pantee Aceh Besar, mengikuti pembelajaran luar kelas (outdoor learning) di Sekolah Pelatihan Gajah Saree, Selasa (12/8/2025).
Kegiatan tersebut bertajuk “Khalifah Kecil Menjelajah: Mengenal Gajah, Ciptaan Allah”, dengan tujuan mengajak siswa usia dini untuk belajar langsung di alam bersama hewan terbesar di darat—Gajah Sumatera.
Kepala TK Alam iOS Aceh Besar, Ms. Sri Wahyuni, mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan seluruh siswa dan juga anak berkebutuhan khusus (ABK). Belajar di alam tersebut itu kata Sri, pihaknya ingin menanamkan kepemimpinan, keberanian, dan rasa peduli terhadap lingkungan sejak usia dini melalui pengalaman nyata.
“Para siswa dari orang tua juga ikut menemani kegiatan outdoor learning ini. Kegiatan bertujuan untuk mengasah kemandirian anak,” katanya.
Saat tiba di lokasi, mereka disambut ramah oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan gajah jinak di sekolah tersebut. Anak-anak kemudian diajak mengenal gajah, mulai dari bentuk tubuh, cara makan, peran gajah di alam, hingga ancaman yang dihadapi satwa ini akibat kerusakan habitat.
“Meski masih usia dini, anak-anak dilatih mengambil peran sederhana dalam kelompoknya. Seperti memimpin barisan, membantu teman yang kesulitan, atau mengatur giliran memberi makan gajah,” jelasnya.
“Bagi mereka, ini bukan sekadar bermain, tetapi latihan kepemimpinan yang dikemas dengan menyenangkan,” jelasnya.
Para anak-anak usia dini itu tampak begitu antusias ketika melihat mamalia besar tersebut. Mereka bahkan menyentuh langsung, memberi makan buah, mendengarkan suara khasnya, dan merasakan kehadiran makhluk besar yang jinak ini.
“Dari interaksi tersebut, tumbuh rasa kagum, empati, dan tanggung jawab untuk melindungi satwa,’ ucapnya.
Sri Wahyuni juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekedar wisata. Melainkan pembelajaran hidup bagi anak-anak yang dapat belajar langsung dari alam.
“Mereka memahami makna kepemimpinan, dan menyadari pentingnya menjaga ciptaan Allah. Dukungan orang tua menjadi kunci suksesnya kegiatan ini,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.