Liputan Eksklusif Aceh
20 Tahun Damai Aceh, Ini Pesan Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama atau MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali atau Lem Faisal, memaknai 20 tahun damai Aceh dengan rasa syukur kepada Allah SWT
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Mursal Ismail
Ada dua poin krusial yang harus segera direalisasikan dalam butir-butir MoU Helsinki tersebut. Pertama adalah soal pembagian hasil alam Aceh 70-30 dan juga terkait zakat menjadi pengurangan pajak.
Dimana hingga poin zakat sebagai pengurangan pajak tersebut belum terealisasi. Padahal kata Abu Sibreh, Aceh punya Baitul Mal yang bekerja sangat profesional dalam mengumpulkan dan menyalurkan zakat.
“Sehingga ini perlu menjadi perhatian pemerintah pusat dan Aceh. Karena ini merupakan bagian dari butir MoU Helsinki,” jelasnya.
Karenanya, ia berharap kepada pemerintah Republik Indonesia agar seluruh turunan yang terkait dengan MoU Helsinki itu diselesaikan dengan secepat-cepatnya. Lalu tantangan kedua adalah dari internal.
Hilangkan Rasa Tamak
Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali menggaris bawahi tantangan kedua tersebut kepada pemimpin di Aceh yang memiliki tanggung jawab.
Ia menekankan agar para eksekutif, legislatif, yudikatif untuk memperbanyak sifat kasih sayangnya.
Sebab menurutnya, dengan ia memperbanyak rasa sayangnya, maka sang pemimpin tersebut akan berusaha peduli, dan bekerja untuk menyejahterakan masyarakat.
”Jadi dia ingin memperkuat masyarakat dan menghilangkan rasa ketamakan,” ujarnya.
asalnya, dengan masih adanya rasa tamak dari seorang pemimpin, ia akan merasa tidak cukup dengan apa yang ia terima. Bahkan rasa tamak ini sudah menyentuh pada garis yang tidak bisa ditoleransi lagi.
“Jadi perkecillah ketamakan, jangan terlalu besar. Perbesar itu qanaah atau sikap merasa cukup dan rela menerima apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Ini yang perlu dilakukan di tingkat internal pada 20 tahun damai Aceh ini,” tegasnya.
Tak perlu menimbun harta terlalu banyak dengan cara-cara “yang tidak baik,” sambungnya.
Terlebih Aceh sendiri dikenal kental dengan keagamaannya. Ia menyarankan agar meninggalkan sesuatu yang tidak penting. Sebab, agama sangat dijunjung tinggi di Aceh.
Tak hanya soal shalat, setiap pejabat di Aceh juga harus memiliki qanaah.
“Berlakulah adil untuk semuanya. Itu saja satu kalimat adil untuk semuanya. Ini sudah membuat damai itu akan langgeng,” pungkasnya. (*)
Dua Dekade MoU Helsinki, Ketua DPRA Ajak Semua Pihak Bangun Aceh Lebih Sejahtera |
![]() |
---|
20 Tahun Damai Aceh, MPU: Hilangkan Tamak, Perbanyak Qanaah |
![]() |
---|
20 Tahun Damai Aceh, Rektor UTU Minta Pusat tidak Abaikan Kewenangan Daerah |
![]() |
---|
Langkah Pemkab Abdya Sikapi Isu Kelangkaan Gas Elpiji Subsidi |
![]() |
---|
Polres Abdya akan Tindak Tegas Pelaku yang Coba-Coba Permainkan Harga Gas Elpiji Subsidi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.