JK Batal ke Aceh

Terima Peace Award UIN Ar-Raniry, Ini Makna Dua Dekade Damai Aceh Menurut Jusuf Kalla

“Setelah konflik selesai, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengelola sumber daya dan membangun sektor-sektor penting seperti pertanian,

|
Penulis: Sara Masroni | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ SARA MASRONI
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan pidato secara daring. 

“Setelah konflik selesai, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengelola sumber daya dan membangun sektor-sektor penting seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan," ujar JK dalam pidatonya secara daring saat menerima penghargaan Peace Award dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry sebagai Tokoh Perdamaian Aceh di Museum kampus setempat, Kamis (14/8/2025).

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla menegaskan, perdamaian di Aceh harus terus dijaga dan diisi dengan pembangunan, demi kesejahteraan rakyat.

Sebab menurutnya, tujuan akhir dari perdamaian adalah kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. 

“Setelah konflik selesai, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengelola sumber daya dan membangun sektor-sektor penting seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan," ujar JK dalam pidatonya secara daring saat menerima penghargaan Peace Award dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry sebagai Tokoh Perdamaian Aceh di Museum kampus setempat, Kamis (14/8/2025).

JK mengingatkan, perdamaian tidak datang dengan sendirinya.

Ia mencontohkan proses panjang negosiasi antara pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dipengaruhinya saat menjabat Wakil Presiden pada 2004-2009. 

Menurutnya, kunci penyelesaian konflik adalah memahami akar masalah, mengutamakan dialog, dan mencari solusi yang memberi keuntungan bagi semua pihak.

"Selama merdeka, kita belajar bahwa banyak konflik terjadi karena ketidakadilan ekonomi dan sosial. Tidak ada negara maju yang dibiarkan berlarut dalam konflik. Maka penyelesaian harus dilakukan dengan dialog, saling pengertian, dan tujuan bersama," kata JK.

Baca juga: BREAKING NEWS - Sempat Mengudara 10 Menit, Jusuf Kalla Batal ke Aceh

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu juga mengungkapkan, momentum bencana tsunami Aceh 2004 menjadi pemicu percepatan perundingan damai.

Kesepakatan Helsinki, memberikan porsi pendapatan migas yang lebih besar bagi Aceh, sebagai wujud keadilan ekonomi yang menjadi salah satu tuntutan utama.

JK berharap generasi muda Aceh dapat melanjutkan warisan perdamaian dengan fokus pada pembangunan dan penguatan sumber daya manusia.

"Perdamaian harus diisi. Jangan hanya berhenti pada tidak adanya konflik, tetapi harus menghasilkan kemajuan yang nyata bagi rakyat Aceh," tutupnya.(*)

Baca juga: Wali Nanggroe dan Wagub Aceh Temui SBY di Cikeas, Bahas Otsus dan Penguatan UUPA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved