Aceh Utara
Faisal Rahman Keuchik di Aceh Utara Bergelar Magister Lulusan Luar Negeri, Ini Profilnya
Sebelum kembali ke Aceh, ia malang melintang di berbagai lembaga kemanusiaan internasional. Ia berkarier lebih dari 15 tahun dalam bidang..
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Sebelum kembali ke Aceh, ia malang melintang di berbagai lembaga kemanusiaan internasional.
Ia berkarier lebih dari 15 tahun dalam bidang kebencanaan, pengungsi, dan program kemanusiaan, baik bersama organisasi dunia seperti UNHCR, Médecins Sans Frontières (MSF), Palang Merah Internasional, hingga lembaga nirlaba seperti SurfAid International dan Caritas Republik Ceko.
Pengalaman panjang itu menempanya sebagai figur yang terbiasa dengan manajemen krisis, pembangunan masyarakat, dan advokasi kemanusiaan.
Faisal memulai kiprahnya sejak tahun 2005 bersama MSF Belanda di Meulaboh, Aceh, pascatsunami.
Ia bekerja sebagai penerjemah dan asisten lapangan untuk program kesehatan mental bagi masyarakat yang mengalami trauma.
Dari situ, kariernya berkembang pesat. Ia dipercaya menjadi konselor, koordinator program, hingga memimpin berbagai proyek besar, mulai dari pengurangan risiko bencana, pendidikan, kesehatan, hingga program perlindungan anak.
Beberapa posisi penting yang pernah dijabatnya antara lain Asisten Perlindungan UNHCR Aceh (2021–2023), Koordinator Proyek Program Intervensi Pengungsi di Yayasan Kemanusiaan Mandani Indonesia (2015–2016).
Kemudian, Manajer Lapangan Program Kesiapsiagaan Darurat SurfAid International di Nias dan Aceh Singkil (2011–2014), hingga Koordinator DRR Caritas Republik Ceko (2010–2011).
Ia juga menjadi bagian dari Palang Merah Indonesia, Palang Merah Australia, dan Palang Merah Amerika dalam sejumlah program kemanusiaan.
Dari pengalaman itu, Faisal terbiasa menghadapi situasi sulit, mulai dari konflik sosial, bencana alam, hingga pengungsian.
Keahliannya teruji dalam mengelola program perlindungan, kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur darurat.
Anak sulung dari enam bersaudara itu juga dikenal piawai membangun jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, lembaga internasional, maupun masyarakat akar rumput.
Faisal bukan hanya seorang praktisi, tetapi juga akademisi yang serius menekuni bidangnya.
Ia adalah alumnus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Bahasa Inggris (2002–2008). Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Inggris dan berhasil meraih PGDip, dalam Manajemen Bencana dan Pembangunan Berkelanjutan di Northumbria University, Newcastle, pada 2010.
Pendidikan formalnya juga ditopang oleh berbagai pelatihan profesional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.