Internasional
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China?
India dan Pakistan sama-sama mengembangkan sistem persenjataan baru, namun para analis menilai sasaran utama India bukan hanya Pakistan,
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
Pakistan memang memiliki rudal berkemampuan MIRV (Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicle) bernama Ababeel, dengan jangkauan 2.200 km.
MIRV memungkinkan satu rudal membawa beberapa hulu ledak nuklir yang bisa menyerang target berbeda sekaligus.
Meski begitu, jarak tersebut masih terbatas jika dibandingkan dengan rudal-rudal India.
Baca juga: VIDEO "Boikot McDonalds dan Apple!" Warga India Murka Balas Kebijakan Tarif Trump
India Bidik Kekuatan Global
India kini bahkan tengah mengembangkan Agni-VI yang diperkirakan memiliki jangkauan lebih dari 10.000 km dan sudah dipersenjatai MIRV.
Selain itu, India juga mengembangkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) untuk memperkuat armada kapal selam nuklirnya (SSBN).
Saat ini India sudah memiliki dua SSBN operasional dan sedang membangun dua lainnya.
Dengan sistem ini, India bisa mengerahkan ratusan hulu ledak nuklir dari laut, yang meningkatkan daya tangkalnya secara signifikan.
Sebaliknya, Pakistan tidak memiliki kapal selam nuklir. Hal ini membuat daya jangkau dan kekuatan deterensinya jauh lebih terbatas dibanding India.
Baca juga: 5 Orang Tewas akibat Helikopter Pakistan Jatuh Saat Misi Penyelamatan
Reaksi Amerika Serikat
Perkembangan rudal kedua negara mendapat perhatian dunia.
Amerika Serikat lebih khawatir terhadap ambisi Pakistan dibanding India.
Washington menilai Pakistan bisa saja mengembangkan kemampuan untuk menjangkau Israel, bahkan AS, di luar target India.
Sebaliknya, pengembangan rudal India justru diterima relatif lebih tenang oleh Barat.
Para analis menyebut hal ini terkait strategi AS di Asia Pasifik, di mana India dipandang sebagai “penyeimbang” bagi kekuatan Tiongkok.
Sejak 2008, India mendapatkan keringanan dari Nuclear Suppliers Group (NSG) yang memungkinkannya terlibat dalam perdagangan nuklir global, meski bukan anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Status ini membuat India diperlakukan sebagai negara pemilik senjata nuklir de facto.
Baca juga: Trump Ganti Nama Kementerian Pertahanan Menjadi Departemen Perang
Penilaian Analis
Dewan HAM PBB Akan Gelar Debat Mendesak Soal Serangan Udara Israel di Qatar |
![]() |
---|
Ini Usulan Terakhir Trump Untuk Akhiri Perang di Gaza, Begini Tanggapan Hamas dan Israel |
![]() |
---|
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.