* Lima Warga Terluka di Subulussalam
SUBULUSSALAM – Demonstrasi memprotes kecurangan yang terjadi pada Pilkada Kota Subulussalam terus berlanjut. Setelah mendemo Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslu) dan Kantor Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Sabtu (2/11) lalu, ratusan warga kembali berunjuk rasa. Sasaran mereka kali ini adalah Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Subulussalam di Dusun Lae Terutung, Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri.
Massa mendatangi kantor KIP menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Tak sedikit pula yang berjalan kaki demi menghindari razia di sejumlah persimpangan menuju lokasi aksi.
Pantauan Serambi, aksi protes pendukung dua pasangan calon wali kota/wakil wali kota (Affan Alfian Bintang/Pianti Mala Pinem dan Asmauddin/Salihin Berutu) itu pada pukul 11.00 WIB masih berlangsung damai. Namun, setelah itu demo berubah anarkis sehingga menimbulkan korban luka baik di kalangan demonstran, maupun polisi.
Massa terlibat aksi lempar batu dengan aparat kepolisian yang akhirnya dibalas polisi dengan tembakan gas air mata. Dalam suasana sepanik itu beberapa pendemo terluka wajah dan kepalanya terkena lemparan.
Massa yang datang dari berbagai desa dan kecamatan itu mengajukan protes di Kantor KIP Subulussalam dengan menyampaikan sejumlah bukti kecurangan pada pilkada 29 Oktober lalu. Namun, meski sudah berorasi dalam waktu lama, pihak komisioner KIP dikabarkan enggan menemui pendemo. Lambatnya Ketua KIP, Drs Syarkawi Nur dan komisioner lain menemui pendemo, membuat suasana kian memanas.
Anggota DPRK, Bakhtiar HS yang turut bergabung dalam demonstrasi gelombang kedua itu berorasi di atas kap mobil double cabin seraya meminta massanya tidak anarkis. Bakhtiar juga meminta komsioner KIP menmui pendemo dan dia pun memastikan tidak akan terjadi tindakan anarkis. Bakhtiar bahkan mengingatkan aparat kepolisian agar tidak menembaki rakyat dengan peluru, sekalipun peluru karena.
Pasalnya, menurut Bakhtiar, peluru itu dibeli dari uang rakyat. “Bapak polisi dan TNI, jangan tembak rakyat ini dengan peluru, karena peluru itu dibeli dengan uang rakyat,” teriak Bakhtiar.
Perwakilan massa lainnya juga berorasi menuntut KIP bertanggung jawab atas surat edaran KIP terkait Surat Edaran Ketua KPU RI Mengenai Tindak Lanjut Putusan MK Nomor 85/PUU-X/2012 kepada Ketua PPK, PPS, dan KPPS se-Kota Subulussalam yang duluan beredar sebelum diplenokan.
Mereka dengan lantang terus berorasi dari luar pagar meminta Ketua KIP Syarkawi Nur bersama komisioner lainnya ke luar. Karena tak kunjung ke luar, akhirnya ratusan massa yang terdiri atas pria dan wanita menerobos pagar KIP yang dikawal ketat ratusan aparat kepolisian, Brimob, dan TNI dengan peralatan lengkap.
Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba terjadi lemparan air mineral ke arah polisi, diiringi lemparan batu. Balasan pun terjadi bahkan polisi menembakkan gas air mata untuk menghentikan aksi massa yang mulai beringas. Aksi lempar terus terjadi sehingga empat pendemo terluka pada bagian wajah dan kepala. Selain itu dua warga, satu di antaranya perempuan, terkilir akibat dipukul dan ditendang petugas.
Korban yang terluka adalah Netap Ginting (40). Anggota DPRK Subulussalam ini terluka di dekat mata kanannya. Korban lainnya, Mohon Berasa (50) luka di pelipis kanan, Marwanto (40), bagian belakang kepalanya bocor, Roni (35) keningnya terluka, Sarbaini (35) terkilir kaki kanannya, dan Putih (45) punggungnya kena pukul. Korban pelemparan lainnya justru seorang polisi, Bripka Nurkholis. Ia harus dirawat di rumah sakit setempat. Tak hanya itu, ratusan massa juga mengamuk dan saling dorong dengan polisi.
Kericuhan baru bisa teratasi setelah puluhan personel Brimob membubarkan massa dengan tembakan gas air mata. Dandim 0109 Letkol Inf Puguh Binawanto ke luar pagar menemui massa dan berbicara menggunakan pelantang suara. Dandim berusaha menenangkan massa di sana. “Tolong kita jaga keamanan, saya mohon jangan ada yang anarkis. Sekarang sudah ada korban, jangan sampai bertambah lagi. Korban tidak hanya dari masyarakat, tapi anggota kami juga ada,” tegas Puguh yang disambut massa dengan teriakan bahwa mereka mempercayakan penanganan keamanan masalah ini kepada sang komandan TNI itu.
Selanjutnya, Dandim Letkol Puguh bersama Kapolres Aceh Singkil AKBP Anang Triarsono memfasilitasi pertemuan perwakilan demonstran dengan komisioner KIP. Sempat terjadi kericuhan saat pertemuan berlangsung. Bahkan Ketua KIP Subulussalam Syarkawi harus dilarikan ke dalam ruangan karena nyaris diamuk lawan bicaranya.
Kemudian pihak Dandim dan Kapolres kembali menjembatani pertemuan antara komisioner KIP dengan perwakilan massa. Namun, saat Ketua KIP bersama komisioner berada di ruangan dengan perwakilan pendemo, terdengar beberapa kali suara gaduh. Ketua KIP dikabarkan sempat dilempar dengan botol air mineral, namun kisruh itu berhasil diredakan oleh Dandim Puguh.