* Pernyataan Kapolri di DPR RI
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman menyatakan Aceh masuk dalam zona rawan kekerasan. Tapi berbeda dengan dua daerah lainnya, Poso dan Papua, kekerasan di Aceh lebih bermotif politis.
“Penembakan lebih bermotif politis, dipicu persaingan antarcaleg,” kata Kapolri di Gedung DPR Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/3). Menurutnya, Polri saat ini sedang mengusut berbagai kejadian kekerasan di Aceh, termasuk penembakan caleg Partai Nasional Aceh (PNA), Faisal, di Meukek, Aceh Selatan, oleh orang tak dikenal. Kapolri hadir di Gedung DPR mengikuti rapat koordinasi dengan Tim Pemantau Otsus Aceh-Papua DPR RI.
Kapolri Jenderal Sutarman memprediksi, eskalasi kekerasan di Aceh terus meningkat menjelang Pemilu 2014. Kepada jajaran kepolisian di Aceh telah diinstruksikan mengungkap peristiwa kekerasan, seperti yang menimpa caleg PNA, Faisal, yang tewas ditembak orang tak dikenal di Aceh Selatan.
Tim Pemantau Otsus Aceh-Papua DPR RI mengharapkan pemilu di Aceh dan Papua berjalan lancar dan aman. Pemerintah diminta segera mencairkan dana pengamanan pemilu yang telah disetujui ditambah.
Ketua Tim Pemantau Otsus Aceh-Papua DPR RI, Priyo Budi Santoso mengatakan hal itu seusai memimpin rapat koordinasi dengan pemerintah yang dihadiri Menteri Keuangan, Kapolri, Mendagri, Panglima TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN) di Senayan.
“Kita mau menyinkronkan. Semua program mempercepat pembangunan di Aceh dan Papua. Lalu dari segi politik pemerintahan, kita juga ingin pemilu di dua daerah itu berjalan lancar dan aman,” kata Priyo,
Rapat tersebut menyetujui penambahan anggaran pengaman pemilu untuk Aceh dan Papua, dan Priyo minta anggaran tersebut segera dicairkan.
Menyinggung tentang situasi kamtibmas di Aceh sehubungan dengan berbagai peristiwa kekerasan bersenjata, Priyo mengatakan Kapolri dan Panglima TNI bisa memastikan soal ketertiban dan keamanan.
Wakil Ketua Tim Pemantau Otsus Aceh-Papua, M Nasir Djamil mengahrapkan rangkaian peristiwa kekerasan di Aceh bisa ditangani dengan tuntas. “Kita sangat prihatin dengan kekerasan di Aceh. Kita harapkan hal itu tidak terjadi lagi. Mari kita semua menjaga Aceh,” kata Nasir Djamil.(fik)