Jumat malam, ia terlihat memesan nasi goreng dan teh dingin, persis seperti kebiasaan orang Indonesia saat menikmati nasi goreng.
Warga Indonesia lainnya, dari Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi, dan dari Palu terlihat menikmati makan malam full menu Indonesia.
Tamtu, salah seorang pramusaji asal Solo yang juga kuliah di Universitas Kocali Istanbul, berbagi pengalaman menjadi bagian dari masyarakat Turki. ia yang mahir berbahasa Turki dengan sigap menjawab setiap pertanyaan tamu yang makan malam itu.
Lihat Jawanya masih kental, tapi saat berbicara dengan orang Turki, Tamtu tak terlihat lagi sebagai warga Solo. Bahasa Turkinya sudah sangat fasih terdengar.
Hidangan makan malam di Warung Nusantara, begitu spesial. Beberapa diantaranya menambah porsi makan.
"Baru enak nih perut malam ini," kata Fauzi warga Tangerang yang sedang mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Turki.
Jumat malam itu, serasa bukan di Turki, tetapi seperti di warung- warung nasi di Jakarta atau di Bandung.
Baru sadar kembali, saat keluar dari rumah makan di luar orang-orang berpostur tinggi, wanita berjilbab rapih dengan gaya busana khas Eropa bermantel lalu lalang di jalanan kota. (*)