Laporan Tiara Fatimah I Münster
SERAMBINEWS.COM, MÜNSTER - Kota bebas polusi di Jerman, sepertinya tidak berlebihan jika Münster mendapat julukan tersebut. Sepanjang mata memandang, siang dan malam, kota ini memang padat dengan para pesepeda dan banyak ruang terbuka hijau.
Sekitar 280.000 orang tinggal di kota ini dimana 48.500 di antaranya adalah para mahasiswa.
Meskipun sebagian di antaranya memilih naik bus khususnya bagi yang sudah manula ataupun menggunakan kenderaan pribadi.
Itu sebabnya kota ini pada tahun 2012, mendapatkan penghargaan European Energy Award in Gold atas kerja keras pemerintah dalam menekan angka polusi dan menjamin udara yang baik bagi warganya.
Kota Münster bahkan menyediakan jalur bebas hambatan bagi pesepeda. Di jalan ini sekitar 20.000 pesepeda lalu lalang setiap harinya. Hal ini merupakan perwujudan solusi lalu lintas berkelanjutan dalam upaya mengurangi emisi CO2 secara umum.
Jangan bayangkan bersepeda di kota ini akan ribet. Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan sistem yang super teratur untuk pembagian antara pejalan kaki, lintasan bus, lintasan sepeda hingga lintasan kenderaan umum.
Semuanya memiliki porsi masing-masing.
Untuk bersepeda, ada jalur khusus di trotoar yang dibagi dua dengan pejalan kaki. Jalur berwarna merah atau bersimbol sepeda, diperuntukkan khusus bagi sepeda. Sedangkan pejalan kaki berjalan di sisi sebelahnya.
Lalu jalan pun dibagi antara lintasan bus dan lintasan kenderaan pribadi. Semua saling mematuhi porsi masing-masing sehingga jarang sekali bahkan nyaris hampir tidak pernah ada kecelakaan.
Untuk pejalan kaki dan pesepeda pun harus mematuhi lampu lalu lintas. Warga Münster sangat taat pada peraturan ini. Amatan serambinews.com, jarang sekali bahkan hampir tidak pernah ada warga yang melanggar tata tertib menyeberang.
Itu dia mengapa tingkat kecelakaan di Münster sangat rendah yakni 29 kasus sepanjang tahun berdasarkan data dari Germany's Federal Statistics Office (Destatis) pada Februari 2017.
Tak hanya membiasakan kebiasan berkendara yang ramah lingkungan, dewan kota yang telah memprakarsai konsep perlindungan iklim sejak tahun 1995 kini menciptakan suatu unit kerja.
Unit kerja tersebut mengawasi lebih dari 80 proyek dan tindakan yang ditujukan untuk membantu mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 40 persen pada tahun 2020.
Itu sebabnya, mengapa kini Münster yang walalupun tidak sebesar kota lain di Jerman memiliki pabrik pengolahan limbah mekanik-biologi yang mutakhir.
Hampir dua pertiga dari 63.000 ton sampah yang masuk setiap tahun di daur ulang.
Untuk limbah dengan jenis biodegradabel atau limbah yang dapat hancur atau terurai oleh organisme hidup lainnya dan berasal dari tumbuhan atau hewan digunakan untuk menghasilkan energi listrik dan pemanas.
Konsep ini tentu saja bekerja dengan baik karena orang-orang Münster hebat dan sangat taat peraturan terkait pengelompokkan sampah harian rumah tangga. Jadi warga kota ini tidak mencampur sampah dalam satu tong melainkan berdasarkan jenis.
Tong sampah berwarna cokelat dan abu-abu diperuntukkan bagi sampah organik. Di depannya pasti tertulis ''kein plastik'' yang berarti bukan untuk sampah plastik.
Lalu untuk sampah kertas, silakan buang di tong dengan tulisan ''papier''.
Untuk sampah plastik kemasan dan plastik bungkusan pun benar-benar dibedakan. Jadi wajar saja jika pada satu rumah ada sekitar 3 sampai 4 tong sampah dengan jenis berbeda.
Untuk mempersiapkan masyarakat yang juga siap untuk hidup ramah lingkungan, Pemerintah Münster memang tidak hanya melakukan sosialisasi. Bayangkan saja, anak-anak di kota ini sudah mulai belajar tentang perlindungan iklim dan pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan sejak di bangku taman kanak-kanak.
Selain itu, untuk ruang terbuka hijau, wah! siapapun akan bahagia tinggal dan membangun keluarga di sini. Taman kota sangat mudah dijumpai dimana pun. Fasilitas bermain anak selalu disediakan.
Dikutip dari situs kota Münster http://www.stadt-muenster.de, ada lebih dari 8.700 hektar kawasan perlindungan lanskap, 1.900 hektar situs konservasi alam dan 1.200 hektar tempat perlindungan bagi burung, termasuk bekas "Rieselfelder", yang sekarang menjadi surga bagi ahli ilmu burung (ornithologists) dan pecinta alam.
Lalu juga ada "promenade" - satu-satunya cincin promenade yang paling lengkap di seluruh Jerman ; dan sudah diciptakan sejak abad ke-18. Promenade merupakan lintasan bebas asap kenderaan karena hanya boleh dilewati pejalan kaki dan pesepeda saja.
Sungguh luar biasa bukan usaha pemerintah kota ini untuk menjamin kehidupan yang sehat bebas polusi bagi warganya!