Penggambaran isi dalam tubuh Gunung Sinabung dilakukan oleh Nugraha dkk (2017). Nugraha dkk memublikasikan hasil penelitiannya pada Journal of Volcanology and Geothermal Research.
Artikel ini mengambarkan dengan baik sebaran kejadian gempa bumi yang terjadi di dalam tubuh Gunung Sinabung. Sebaran kejadian gempa bumi tersebut direkam oleh 6 stasiun seismik pada periode November - Desember 2013. Tercatat sekitar 4.846 gempa bumi vulkanik (Gambar 1).
Gambar 1. Sebaran kejadian gempa bumi di sekitar Gunung Sinabung yang terekam pada 9 stasiun seismik (segitiga biru) selama 1 bulan pengamatan. Lokasi gempa bumi ditandai dengan titik warna merah. (A) Posisi gempa bumi sebelum direlokasi (B) Posisi gempa bumi setelah direlokasi (Nugraha dkk., 2017).
Waktu tiba gelombang P dan gelombang S dari setiap gempa bumi adalah parameter penting yang digunakan untuk menentukan kecepatan gelombang P (Vp), gelombang S (Vs) dan perbandingan Vp/Vs.
Kecepatan gelombang tersebut diperoleh dengan menerapkan metoda inversi seismik tomografi. Pola kecepatan gelombang tersebut dapat menggambarkan struktur dalam tubuh gunung api. Hasilnya sebagimana terlihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Penampang vertikal citra tomografi rasio Vp/Vs di dalam tubuh Gunung Sinabung. Warna merah menggambarkan Vp/Vs rendah dan warna biru menggambarkan Vp/Vs tinggi. Bulatan hitam merupakan lokasi hiposenter gempa bumi (Nugraha dkk., 2017).
Pola kecepatan gelombang seismik sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2 di atas menjelaskan tentang model isi tubuh Gunung Sinabung. Dalam interpretasi yang dimunculkan pada gambar 2 tersebut, terdapat area yang memiliki nilai Vp/Vs yang sangat kuat (R3 dan R5).
Area ini memiliki tingkatan seismisitas yang tinggi sehingga ada kemungkinan pada area tersebut terbentuk kantong magma yang menyuplai material vulkanik ke zona yang lebih dangkal dan sampai ke permukaan.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dkk, 2017, memberikan indikasi bahwa material panas dan magma jumlahnya sangat signifikan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kenampakan perbandingan kecepatan gelombang P (Vp) dan kecepatan gelombang S (Vs) yang tinggi. Dalam gambar 2 di atas, perbandingan kedua kecepatan gelombang ini ditandai dengan warna biru.
Berdasarkan hasil penelitian ini, aktivitas Gunung Sinabung masih akan terus terjadi secara fluktuatif pada tahun-tahun mendatang dan belum bisa dipastikan kapan akan berhenti.
Untuk kebutuhan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penelitian yang terpadu dan berkelanjutan merupakan hal penting dilakukan untuk memahami kandungan dan dinamika yang terjadi dalam tubung Gunung Sinabung.
Referensi:
Nugraha, A.D., et al., Joint 3-Dtomographic imaging of Vp, Vs and Vp/Vs and hypocenter relocation at Sinabung volcano, Indonesia fromNovember to December 2013, J. Volcanol. Geotherm. Res. (2017), https://doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2017.09.018
Artikel ini telah ditayangkan pada kompas.com dengan judul : Fluktuasi Letusan dan Meneropong Isi Tubuh Gunung Sinabung