“Saya terakhir mengabdi di Hubdam (Perhubungan Kodam VII Wirabuana), tahun 1990-an,” ujarnya.
Dua tahun terakhir, ayah empat anak dan 4 cucu ini, memilih jadi rider ojek online terbesar di Indonesia, Go-Jek.
Dari jejak layanan (order history), di smartphone pemesan adalah nomor RB-1209343163.
Dia menggunakan motor Honda Beat dengan nomor polisi DD 4836 I.
Motor matik ini dia cicil saat baru beberapa bulan terdaftar resmi di perusahaan angkutan dan jasa berbasis online terbesar di Asia Tenggara ini.
“Dari pada saya hanya tinggal di rumah, bakar-bakar sampah,” katanya perihal aktivitasnya sejak pensiun akhir 1990-an silam.
Sejak berstatus purnawirawan, kolonel J Mandagi, memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk keluarga serta ibadah di gereja.
Namun, dua tahun terakhir mantan ajudan Pangkowilhan III Marsekal Pertama TNI Askari itu, punya aktivitas tambahan, ngojek online.
“Ini lebih sehat, dan banyak waktu bertemu dan bicara dengan orang tiap hari,” kata J Mandagi, mengungkap alasan memilih jadi rider online ini.
Istri dan anak pria kelahiran Minahasa, Manado, Sulawesi Utara ini, awalnya banyak yang ragu, tentang kemampuannya melayani penumpang yang beragam.
(Baca: Terhadap Aceh, Indonesia Janganlah Terlalu Tamak)
(Baca: Disimpan di Museum, Hal Tidak Biasa Ditemukan pada Otak Albert Einstein lewat Penelitian)
(Baca: Polisi Bongkar Sindikat Judi Online, Empat Pemuda Diringkus di Aceh Barat)
Putra bungsunya, Johan Mandagi, juga kerap memakai akun untuk antar jemput penumpang.
Anak sulungnya, kini jadi muallim kapal berbendara asing di Jawa.