Dirinya berhenti menggunakan jilbab dan memakai pakaian ala barat saat pergi ke sekolah.
Kemudian, hal yang lebih tragis saat usianya menginjak 13 tahun.
Baca: Pegawai Balai Sungai Buat Biopori dan Rangkai Alat Untuk ‘Memanen’ Hujan
Baca: Pakar Komunikasi Unsyiah: Literasi Media Penting Cegah Radikalisme
Naila dikirim ke Pakistan untuk melangsungkan prosesi pernikahan secara agama.
Tapi, pernikahan sahnya terjadi saat dirinya berusia 15 tahun.
"Hari pernikahan saya yang sebenarnya adalah 5 Januari 2005 dan saya baru saja berusia 15 tahun," katanya.
Naila menceritakan hari pernikahannya sangat menakutkan.
“Saya sangat sedih. Saya bahkan menaruh bantal di antara kami pada malam pertama jadi saya tidak perlu menyentuhnya," kenang Naila.
Baca: Asyik Hisap Sabu di Kebun Kosong, Dua Pemuda di Pidie Diciduk
Baca: Dituduh Merampok dan Nyaris Perkosa Wanita, Mantan Pemain PSMS Medan Dilapor ke Polisi
Naila menceritakan pernikahan ini seperti perbudakan.
Pasalnya dirinya harus setia melayani suaminya, dan memasak untuk banyak orang.
Hal itu bukan seperti hidup yang biasa dia alami karena Naila memang dibesarkan di New York.
Pengalaman buruk yang dialami Naila terjadi setelah sepuluh hari setelah pernikahan.