Klarifikasi Soal Kasus Korupsi Berlian Rp 208 Triliun, Parlemen Zimbabwe Akan Panggil Robert Mugabe

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe dan istrinya

SERAMBINEWS.COM, HARARE - Parlemen Zimbabwe mengumumkan bakal melakukan pemanggilan terhadap mantan presiden, Robert Mugabe pada 9 Mei mendatang.

Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (20/4/2018), pemanggilan itu dilakukan untuk meminta keterangan Mugabe secara langsung soal klaimnya bahwa terjadi korupsi berlian dalam skala besar.

Dalam wawancaranya dengan kanal televisi pemerintah ZBC pada 2016, Mugabe menuduh sebuah perusahaan tambang telah melakukan penipuan dan penyelundupan.

Mantan pemimpin berusia 94 tahun itu menaksir karena korupsi tersebut, Zimbabwe menderita kerugian hingga 15 miliar Amerika Serikat, sekitar Rp 208,3 triliun.

"Perusahaan pertambangan itu telah mencuri segala kemakmuran kita," ujar presiden yang dilengserkan 21 November 2017 itu dalam wawancaranya saat itu.

Namun, Maret lalu, Mugabe mengklarifikasi dengan berkata kalau dia tidak yakin dengan angka yang disodorkan dua tahun lalu tersebut.

"Saya diberi angka itu oleh seorang pejabat. Memang terdapat kesimpang-siuran. Namun, saya tidak yakin angkanya demikian," ujar Mugabe.

(Baca: Rakyat Zimbabwe Berpesta Pora, Sambut Pengunduran Diri Robert Mugabe)

(Baca: Robert Mugabe Tak Lagi Jadi Presiden, Tapi Masih Terima Gaji Penuh, Tunjangan, dan Tiket Kelas Satu)

(Baca: Rakyat Zimbabwe Kelaparan, Keluarga Mugabe Malah Pamer Harta, Habiskan Uang 280 Juta Dolar)

(Baca: Dari Penjual Ayam Jadi Istri Presiden Zimbabwe, Sekali Belanja ke Paris Capai Rp 2 Miliar)

Temba Mliswa, Ketua Komite Tambang dan Energi Parlemen Zimbabe berujar, 9 Mei mendatang merupakan momen yang tepat bagi Mugabe untuk memberi bukti atas klaimnya.

"Setelah pertemuan Kamis (19/4/2018), kami sepakat untuk mengundang Tuan Mugabe untuk menjelaskan mengenai hilangnya 15 miliar dolar AS tersebut," kata Mliswa.

Tidak jelas apakah Mugabe, yang kesehatannya sedang menurun, bakal memenuhi panggilan itu atau mengelak.

Pada 2006, lebih dari 20.000 penambang ilegal melakukan aksinya di Padang Marange yang terletak di selatan Harare.

Halaman
12

Berita Terkini