IDI - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Iskandar Muda, Mayjen TNI Teuku Abdul Hafil Fuddin, bersama rombongan Kamis (26/4) pukul 11.30 WIB tiba di lokasi bekas sumur minyak yang meledak dan terbakar di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu lalu.
Setiba di lokasi, Pangdam dan rombongan disambut oleh Dandim Aceh Timur, Letkol Inf M Iqbal Lubis, Wabup Syahrul bin Syamaun, dan Wakapolres Kompol Apriadi.
Setelah memberikan arahan di posko informasi, Pangdam bersama rombongan dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokopimda) Aceh Timur meninjau lokasi sumur minyak yang terbakar. Saat itu sumur minyak hanya menyemburkan minyak, air, dan gas, sedangkan api telah padam sekitar pukul 07.30 WIB kemarin.
Saat memasuki kawasan bekas sumur minyak terbakar itu tampak pemandangan sangat mengerikan. Pohon sawit, kelapa, dan kayu terlihat hangus terbakar. Di lokasi juga terlihat kerangka sepeda motor bekas terbakar, drum, rig pengeboran, dan barang lainnya.
Cairan minyak berwarna hijau gelap mengalir dari sumur minyak yang menyemburkan gas dan minyak dan mengalir ke kolam penampung.
Pangdam juga menyusuri secara berkeliling kawasan sumur minyak yang terbakar. Selain terlihat beberapa rumah penduduk yang telah kosong juga terdapat perkebunan sawit yang telah gosong di antara rumah penduduk tersebut.
Saat Pangdam bersama rombongan menelusuri kawasan ini ditemukan banyak rig-rig pengeboran minyak di dalam kawasan perkebunan sawit, dan pekarangan rumah penduduk. Juga banyak terlihat kolam berisi minyak mentah.
Pangdam Mayjen TNI Teuku Abdul Hafil Fuddin secara khusus mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rajiun atas kejadian yang menimbulkan banyak korban jiwa tersebut. “Kami turut berdukacita sedalam-dalamnya atas musibah ini. Musibah ini telah menelan 21 korban jiwa dan puluhan korban luka yang saat ini masih dirawat di rumah sakit,” ungkap Pangdam kepada wartawan.
Ia berharap kasus serupa jangan terulang. Untuk itu, semua sumur tradisional tersebut harus ditutup dan diawasi ketat, jangan sampai diam-diam ada lagi warga yang menggarapnya sebagai lahan mengais rezeki dengan risiko yang sangat besar.
“Setelah saya meninjau lokasi ini memang kita sadari, kita (pemerintah) harus lebih jeli lagi melihat perkembangan daerah, terutama daerah bekas penambangan ilegal seperti ini. Saya yakin Bapak Gubernur Aceh sudah sering menyampaikan peraturan-peraturan tentang dilarangnya kegiatan melakukan penambangan illegal,” ungkap Pangdam.
Pangdam juga menegaskan agar tidak ada satu pun prajurit di bawah Kodam IM yang terlibat dalam kegiatan penambangan ilegal. “Kalau memang ada, nanti akan kita proses,” tegas Pangdam.
Pangdam mengaku telah berkoordinasi dengan Kapolda Aceh. Menurut Pangdam, Kapolda Aceh pun setuju bahwa permasalahan ini harus diusut sampai tuntas dan dicari siapa saja yang telah menyebabkan peristiwa yang berujung maut itu terjadi. (c49)