Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Peureulak di Jakarta, Teuku Nausa, mengingatkan penguasa agar tidak mudah menangkapi masyarakat biasa dalan peristiwa terbakarnya sumur minyak di Gampong Pasir Putih, Rantau Peureulak Aceh Timur.
Karena tragedi tersebut merupakan kesalahan bersama mengingat sumur minyak itu sudah lama beroperasi.
"Kami mendengar ada lima warga sebagai tersangka, salah seorang diantaranya kepala desa. Persoalan itu harus diselesaikan dengan baik, tidak dengan main tangkap warga," kataTeuku Nausa di Jakarta, Selasa (2/5/2018).
Sebagai putra Peureulak, Teuku Nausa mendesak Bupati Aceh Timur untuk segera menyelesaikan persoalan itu, sehingga masyarakat tidak menjadi tumbal dari kesalahan pengelolaan sumur minyak yang telah lama berlangsung itu.
Baca: BREAKING NEWS - Polres Aceh Timur Tetapkan Lima Tersangka Terkait Kasus Ledakan Sumur Minyak
“Bupati harus segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini dengan bijak, jangan sampai ada korban lagi dikalangan masyarakat, misalnya harus ada masyarakat yang ditangkap. Padahal semua aparat yang ada di Aceh Timur tahu persis bahwa meski illegal keberadaan tambang minyak itu sudah beroperasi lama,” jelasnya.
Menurut T. Nausa, selama ini tambang tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk menafkahi keluarganya dengan sepengatahuan kepala desa setempat, meski secara kekuatan hukum izin dari kepala desa untuk sebuah pertambangan minyak tidak bisa dijadikan pegangan.
Dia merasa yakin kepala desa hanya mengeluarkan surat sebatas untuk ketertiban berdasarkan kearifan lokal di desanya.
"Fakta di lapangan, para aparat mulai dari tingkat desa sampai ke Muspida setempat tahu persis bagaimana tambang ini bisa beropersi sejak lama dengan aman meskipun illegal," ujarnya.
Baca: VIDEO - 5 Tersangka Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur Ditetapkan Polisi, Berikut Barang Buktinya
"Sebaiknya warga jangan dijadikan kambing hitam dalam persoalan itu, meskipun ada delik yang bisa menjerat para penambang," ungkap Wasekjend DPP Garda Pemuda Nasdem ini.
Ke depan, lanjut Teuku Nausa, semua stakeholders yang berkaitan dengan pengelolaan sumur minyak ini harus turun memberi penjelasan kepada warga tentang bahaya bila dikelola secara tidak profesional.
"Masalah ini harus diselesaikan secara bijak, karena kita tahu tragedi ini adalah kesalahan kita bersama,” demikian tutur T Nausa.(*)