BANDA ACEH - Ismet Tanjung ST MT akan memimpin Karang Taruna Aceh untuk Periode 2018-2023. Kepastian itu diperoleh setelah ia terpilih secara aklamasi dalam Temu Karya Ke-5 Karang Taruna Aceh di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Sabtu (28/7).
Temu Karya yang dibuka Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, itu berlangsung tiga hari, 27-29 Juli 2018. Acara yang diikuti peserta dari 23 kabupaten/kota di Aceh tersebut turut dihadiri Sekretaris Jendral Pengurus Nasional Karang Taruna, H Deden Sirajuddin. Pemilihan itu berlangsung dalam sidang yang dipimpin Syech Mulyadi dari Karang Taruna Bireuen. Kegiatan tersebut berlangsung dalam suasana penuh kebersamaan dengan mengedepankan musyawarah.
Saat pimpinan sidang membuka pendaftaran calon, hanya satu nama yang diusulkan oleh peserta yaitu Ismet Tanjung. Sehingga, pimpinan sidang kemudian menetapkan Ismet yang berprofesi wiraswasta itu sebagai Ketua Karang Taruna Aceh Periode 2018-2023.
Caretaker Karang Taruna Aceh, Muslim SHI MM, bersyukur atas suksesnya pelaksanaan temu karya tersebut dan sudah terpilih ketua baru. Ia berharap Karang Taruna Aceh akan selalu mendukung program Pemerintah Aceh. “Dengan adanya ketua baru, kita berharap karang taruna bisa menjadi organisasi terbaik dan contoh bagi organisasi lain yang ada di Aceh,” pungkas Muslim.
Peserta temu karya melalui pimpinan sidang memberi waktu satu bulan kepada tim formatur untuk menyusun pengurus lengkap Karang Taruna Aceh periode 2018-2023. Temu Karya Ke-5 Karang Taruna Aceh dituutup Kadis Sosial Aceh, Drs Alhudri MM, Sabtu (28/7). Alhudri dalam sambutannya berharap pengurus baru dapt menyusun program kerja dan menjalankan roda organisasi sesuai dengan harapan masyarakat.
Sementara Ketua Terpilih Karang Taruna Aceh, Ismet Tanjung ST MT, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan peserta temu karya kepada dirinya untuk memimpin Karang Taruan Aceh selama lima tahun ke depan. “Saya akan arahkan kepengurusan periode ini untuk mendorong pembentukan generasi muda yang berkarakter jiwa sosial dan mandiri,” ujar Ismet.
Dikatakan, persoalan karakter pemuda sudah bergeser karena tidak terpola lagi dengan semangat kegotongroyongan dan kebersamaan. “Karena itu perlu dilakukan pendekatan yang khusus untuk membentuk kembali karakter jiwa sosial,” pungkasnya.(jal)