Sementara itu, seorang narasumber yang ditanyai Serambinews.com, mengatakan, “Angka tersebut sudah mengerikan ya. Astarghfirullah hampir seribu? Ini yang tercatat saja kan? Banyak juga yang tak tercatat kan? Ini sudah musibah dan darurat namanya," ujarnya.
Ini sudah pasti dampak dari berbagai macam persoalan. Mulai dari rendahnya iman dan taqwa, rusaknya moral terutama akibat bahaya internet, kelalaian orang tua dalam mendidik anak, masalah pengangguran dan kemiskinan yang membuat manusia jadi beringas.
Baca: Polresta Deklarasi Gerakan Bersama Perangi Kekerasan Terhadap Anak
"Rendahnya perhatian pemerintah, baik melalui pendidikan maupun penegakan hukum. Aduuuh, komplekslah," ujarnya.
Padahal diskusi-diskusi tentang ini sudah bertahun-tahun lalu dilakukan. Beritanya pun sudah banyak di koran, di radio, di internet.
Apanya yang salah hingga makin menjadi-jadi kekerasan dan kejahatan terhadap perempuan dan anak.
"Apa barang kali pemerintah atau pihak terkait perlu mencari jalan atau cara-cara lain yang lebih berdampak bagi pelakunya? Ini kan sama saja dengan bahaya narkoba, bahaya korupsi. Sama-sama merusak manusia. Ini gawat lah!,” ujarnya.(*)