Krisis Moneter di Venezuela, Karyawan Perusahaan Digaji Bukan dengan Uang Tapi Telur Ayam

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wilmer Rojas (25) menunjukkan kreasi tas yang terbuat dari uang kertas bolivar yang dijualnya. Nilai mata uang yang sangat rendah membuatnya berkreasi untuk membuat uang kertas lebih berharga.(Federico Parra / AFP)

SERAMBINEWS.COM - Bersyukurlah kalian hidup di Indonesia!

Dikutip dari Kompas.com (23/8) pemerintah Venezuela pada pekan ini meluncurkan mata uang baru bernama 'Sovereign Bolivar.'

Mata uang baru ini memangkas banyak angka nol di pecahan uang lama.
 
Presiden Nicolas Maduro berharap mata uang baru ini akan memperbaiki krisis moneter parah di negaranya.

Baca: Kesal Bus Bandara KNO Lambat, Metty Ambil Alih Setir dan Kendarai Sendiri, Sopir Ditinggal di Tebing

Hal ini dilakukan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Venezuela sedang diancam hiperinflasi sebesar hingga 1 juta persen tahun ini.

Hiperinflasi adalah istilah yang digunakan saat harga-harga barang tak terkendali dibarengi dengan jatuhnya nilai tukar mata uang setempat.

Akibatnya, konsumen yang merupakan rakyat Venezuela harus memiliki berkarung-karung uang bolivar (mata uang lama Venezuela) hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Contoh saja, rakyat Venezuela harus mempunyai uang sebanyak 2,6 miliar bolivar hanya untuk membeli satu gulung tisu toilet.

Bayangkan saja, jika di Indonesia harga tisu toilet hanya 3 ribu rupiah.

Jika ditimbang maka 2,6 miliar bolivar seberat 2 kilogram.

Baca: Dari Bohongi Soeharto Sampai Jawaban Santai Gus Dur, Ini 7 Cerita Paspampres Mengawal Presiden RI

Jadi jika ada rakyat Venezuela mau membeli tisu toilet harus menenteng karung berisi uang seberat 2 kilogram tadi ke toko untuk melakukan transaksi.

Merepotkan sekali bukan.

Sekarang bagaimana dengan komoditas lainnya?

Satu contoh lagi, seekor ayam utuh di Venezuela sekarang bisa dihargai melebihi harga rumah mewah di Indonesia, yakni 14,6 miliar bolivar!

Gara-gara krisis moneter parah ini rakyat Venezuela amat nelangsa.

Apalagi para karyawan perusahaan di sana tak luput dari cengkeraman kemiskinan.

Karyawan enggan digaji dengan uang karena bolivar sudah tak berharga.

Baca: Lazismu Salurkan 17 Sapi Kurban Kepada 1.300 Penerima di Lhokseumawe

Akibatnya perusahaan mempunyai 'kreativitas' yakni mengupah karyawannya dengan telur ayam dan mata uang asing macam dolar AS.

Sial bagi pemerintah Venezuela, mata uang barunya itu malah mendapat rasa ketidakpercayaan dari masyarakatnya dan mereka memilih menggunakan mata uang asing milik negara lain yang digunakan untuk transaksi.

Meski demikian, pemerintah Venezuela yakin penerbitan mata uang baru ini bisa menekan laju inflasi.

Tapi sekali lagi banyak kalangan meragukan langkah pemerintah Venezuela ini.

Hal tersebut berkaca ketika mendiang presiden Venezuela, Hugo Chavez pernah melakukan hal serupa pada tahun 2008.

Namun hasilnnya tetap saja hiperinflasi melanda negara Amerika Latin tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul : Saking Parahnya Krisis Moneter di Venezuela, Karyawan Digaji Bukan Menggunakan Uang Tapi Telur Ayam

Editor: Ambar Purwaningrum

Berita Terkini