Duduk Berdampingan, Ustaz Abdul Somad Nasihati Sandiaga Uno Lewat Pantun, Begini Isinya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga S Uno dan Ustadz Abdul Somad saat Upacara Adat Tepung Tawar yang digelar di Balai Adat Melayu Riau, Selasa (4/9/2018)

SERAMBINEWS.COM, PEKANBARU - Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustadz Abdul Somad dipercaya memberikan nasihat pada saat acara tepuk tepung tawar Sandiaga Uno di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Selasa (4/9/2018).

Uniknya Ustaz Abdul Somad bukan memberikan nasihat dalam bentuk paparan.

Ustadz Abdul Somad bernasihat melalui pantun melayu yang dibuatnya sendiri saat perjalanan dari Siak menuju Pekanbaru untuk menghadiri Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno.

Melalui pantun yang cukup panjang itu, Ustadz Abdul Somad mengingatkan kalau Allah menitipkan kuasa, jangan sampai angkuh dan semena-mena. 

Hendaknya antara yang kaya dan miskin dipandang sama, serta yang cerdik dimuliakan dan yang bodoh dibina. 

Pesan agar jangan menjual aset negara juga menjadi bagian dari pantun nasihat tersebut. 

Ustaz Abdul Somad juga mengingatkan kalau Allah titipkan kuasa, maka suatu masa Dia bisa saja akan mengambil kembali.

Baca: Presiden Jokowi Lantik 9 Gubernur dan Wagub Hasil Pilkada 2018, Ini Daftarnya

Baca: Kotak Makan Berlapis Emas Hilang Beserta Barang Berharga Senilai Rp 104 Miliar, Polisi Buru Pencuri

Berikut isi lengkap pantun nasihat yang disampaikan Ustaz Abdul Somad saat didaulat memberikan nasihat di acara Tepuk Tepung Tawar Sandiaga Uno, yang tribunpekanbaru.com dapatkan Selasa (4/9/2018).

Berikut isinya :

Dengan Bismillah kalam bermula
Salam dan sembah untuk semua
Alhamdulillah berawal doa
Sholawat dan salam sempurna kata

Yang raja dengan mahkota
Hulubalang serta panglima
Datuk dan Datin alim ulama
Besar tak besebut gelar kecik tak besebut nama

Sudah lah elok berparas rupa
Hidup bertuah dan beragama
Kalau tuah ada di raga
Pasir digenggam jadi permata
Hati tertawa merasa suka
Baik pemudi serta pemuda
Dari gadis hinggalah janda
Sandiaga tuan bernama

Cerdik pandai alim ulama
Lebih tinggi seranting lada
Lebih dulu selangkah kuda
Batangnya tempat menghela
Daunnya tempat bersuka
Akarnya tempat bersila

Dengar cakap alim ulama
Jangan buat penyorong kereta
Mesin menyala, asap tersisa
Besi habis arang binasa

Hati-hati doa miskin papa
Dia dan Tuhan tiada berantara
Kalaupun azab tak turun jua
Bukan kerana Allah lupa
Tapi hanya menunggu masa

Halaman
1234

Berita Terkini