SERAMBINEWS.COM - Kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet sempat memicu perdebatan di media sosial.
Salah satu yang ikut menanggapi dan melempar dugaan operasi plastik adalah Tompi, penyanyi yang juga dokter bedah estetika.
Sebagai dokter, Tompi terikat kode etik untuk tidak membocorkan tindakan medis yang mungkin dilakukan oleh pasiennya atau orang lain.
Baca: Prabowo Gelar Konferensi Pers Pukul 21.00 WIB, Beri Keterangan Terkait Kebohongan Ratna Sarumpaet
Baca: Sandiaga Uno Diserang Kampanye Hitam Jelang Pilpres 2019, Polri Pastikan Akan Tindak Tegas Pelakunya
Namun dalam konferensi pers di kliniknya pada Rabu (3/10/2018), Tompi mengungkapkan alasannya harus buka suara.
"Saya merasa harus bersuara, kalau saya tau saya diem aja. Saya sama jeleknya dengan yang berbohong," ujarnya.
"Posisi saya bukan untuk menjatuhkan kredibilitas beliau. Saya justru pada awalnya sangat mengutuk pelaku."
Baca: Dahnil Anzar : Prabowo Jadi Korban Kebohongan Ratna Sarumpaet
Baca: Think Tank Donald Trump Dikabarkan Masuk Pilpres Indonesia, Perang Algoritma Media Sosial
Tompi menguraikan, dirinya awalnya mengira bahwa Ratna Sarumpaet memang dianiaya. Dia mengaku berinisiatif membantu melakukan tindakan medis jika memang yang terjadi adalah penganiayaan.
"Gratis," katanya.
Tompi mulai curiga ketika di media sosial mendapat foto Ratna dengan Prabowo.
Baca: Berbohong Telah Dikeroyok, Ratna Sarumpaet Menangis Minta Maaf Kepada Prabowo
Baca: Pilpres 2019, Akankah Keluarga Gus Dur Memilih Netral Seperti Pilpres 2014? Ini Jawaban Alissa Wahid
"Dari sini kok saya merasa ada yang aneh. Masalahnya, tampilan klinisnya enggak sesuai dengan orang digebukin. Karena kerjaan saya tiap hari ngurusin muka orang," jelasnya.
Lalu sekitar jam 11-12 malam, ada twit tentang kronologis tindakan Ratna.
Dalam foto itu, ada foto di ruangan dan dokter.
"Dari situ saya tahu saya harus ngomong karena ini kebohongan," ungkapnya.
Baca: Ratna Sarumpaet Menangis dengan Wajah Lebam, Akui Sebagai Pencipta Hoax Terbaik
Baca: Pilpres 2019 Akan Menjadi Pertempuran Terakhir Bagi Prabowo Subianto
"Secara prosedur bedah plastik sih tidak ada yang aneh. Tapi yang ganjil di sini adalah ada kebohongan publik di sini," ujar Tompi saat ditemui Rabu (03/10/2018) di kliniknya.
Ia berpendapat seharusnya dokter yang terkait perlu membuka suaranya akan kasus ini.
Ia menambahkan kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mencerna segala informasi yang tersebar khususnya oleh politisi.
Baca: Cerita Penganiayaan Bohong, Ratna Sarumpaet Menangis Meminta Maaf
Baca: Update Polling Pilpres 2019 di Akun Twitter Mata Najwa, Prabowo - Sandi Unggul dari Jokowi - Ma’ruf
Ditemui pada kesempatan yang sama, Irena Sakura Rini MARS, SpBP-RE (K), ketua Perhimpunan Bedah Plastik, DKI Jakarta turut memberikan pendapatnya.
"Bedah plastik itu suatu hal yang tidak terlalu aneh. Jadi harusnya pasien bijaksana. Dia harusnya bisa memberikan keterangan pada masyarakat, untuk apa melakukan hal ini," ujar Irena.
Terkait mengapa dokter yang bersangkutan tidak turut buka suara mengenai kebohongan yang dilakukan Ratna.
Baca: Diduga Sebar Hoaks Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Fadli Zon dan Dahnil Anzar Dipolisikan
Baca: Plt Gubernur Aceh, Pangdam, dan Pimpinan DPRA Hadiri Apel Pasukan Pengamanan Pileg dan Pilpres
Irena mengatakan "Pada sisi dokternya, seorang dokter tentu harus menjaga rahasia pasien. Ada pasalnya saya kurang hafal," katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Tompi Ungkap Alasannya Harus Buka Suara soal Ratna Sarumpaet