Penasihat Putra Mahkota Saudi Diduga Perintahkan Bunuh Khashoggi via Skype

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamal Khashoggi diduga dibunuh oleh Death Squad

SERAMBINEWS.COM - Sebuah laporan merebak bahwa penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kabar tersebut dihembuskan Reuters Selasa (23/10/2018) dengan mengutip sumber dari dua pejabat anonim intelijen Saudi.

Saud al-Qahtani, penasihat bidang media MBS, memerintahkan pembunuhan yang terjadi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, via Skype.

Baca: Live Streaming Bhayangkara FC Vs Arema FC, Rabu (24/11/2018) pukul 15.30 WIB

Berdasar penuturan sumber tersebut, Khashoggi datang ke konsulat pada 2 Oktober sekitar pukul 13.00 waktu setempat untuk mengurus dokumen pernikahan.

Sumber keamanan Turki menjelaskan, di dalam gedung Khashoggi langsung dikelilingi oleh 15 orang pelaku yang datang menggunakan dua penerbangan beberapa jam sebelumnya.

Kontributor media Amerika Serikat (AS) The Washington Post itu langsung digelandang ke ruangan di mana Qahtani sudah menunggu melalui saluran Skype.

Qahtani mulai mengeluarkan makian ke Khashoggi yang langsung dibalas juga dengan hinaan. Menurut sumber intelijen, Qahtani memerintahkan Khashoggi dilenyapkan. "Bawakan saya kepala orang itu," kata Qahtani seperti ditirukan sumber. Tidak diketahui apakah dia menonton seluruh proses pembunuhan tersebut.

Pejabat intelijen anonim Saudi menuturkan, operasi tersebut sangat ceroboh dan gagal. Rekaman panggilan Skype itu dilaporkan berada di tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Adapun Erdogan di Minggu (21/10/2018) menyatakan, dia bakal membeberkan soal temuan penyelidik Turki dalam pidato mingguan Selasa.

Baca: Demo Buruh Tuntut Kenaikan Gaji Lumpuhkan Kota Melbourne

Tiga teman Khashoggi kepada Reuters mengungkap, Qahtani sempat menelepon Khashoggi beberapa bulan setelah di pindah ke Washington tahun lalu.

Penasihat berusia 40 tahun itu membujuk Khashoggi agar bersedia kembali ke Riyadh. Dia sempat menjanjikan si jurnalis bakal menerima pekerjaan sebagai konsultan kerajaan.

Selain itu, Qahtani juga menyatakan Khashoggi masih sangat dihormati di Saudi. Namun, meski permintaan itu disampaikan secara halus, Khashoggi menolaknya.

Teman itu mengaku Khashoggi tak percaya kepada Qahtani. "Jamal berkata kepada 'apa dia pikir saya bakal kembali supaya dia bisa menjebloskan saya ke penjara?'," ujarnya.

Pejabat anonim Saudi mengemukakan Qahtani memang sempat menelepon Khashoggi. Jadi penyergapan di Istanbul merupakan langkah lain untuk membawanya pulang. Qahtani dilaporkan telah dipecat Raja Salman beserta empat pejabat lainnya pekan lalu.

Baca: Dipimpin Abunawas, Delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) Belajar Implementasi Damai ke Aceh

Dia ditahan dan sempat mengaku tak percaya. Kasus Khashoggi telah menyita perhatian dunia, di mana negara Barat termasuk AS meminta penjelasan Saudi atas kematiannya.

Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.

Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.

Penculikan Perdana Menteri Lebanon

Selain memerintahkan pembunuhan Khashoggi, Qahtani dikabarkan juga mengorkestrasi penculikan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri 2017 lalu.

Saudi sangat marah karena menganggap Hariri telah gagal membendung pengaruh Iran dan sekutu dekatnya, Hezbollah, di Lebanon.

Baca: CPNS 2018 - LINK Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Kemenag, Kemenkes dan 50 Instansi Lainnya

Riyadh menilai PM berumur 48 tahun itu gagal menyampaikan pesan kepada penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menghentikan intervensi di Lebanon dan Yaman.

Hariri mengklaim dia sudah melaksanakannya. Namun seorang informan yang disusupkan ke pemerintahan Hariri melaporkan dia belum melakukannya.

Saudi kemudian memancing Hariri agar bersedia datang dan bertemu MBS. Ketika sampai pada 3 November 2017, tidak ada penyambutan resmi.

Baca: Bupati Ahmadi Kenal Steffy Burase di Turki, Sempat Mengira Steffy Adalah Reporter

Hariri menerima telepon bahwa pertemuan dengan MBS bakal dilaksanakan keesokan harinya di sebuah bangunan milik kerajaan.

Tatkala Hariri sampai, dia malah dibawa ke sebuah ruangan di mana Qahtani telah menunggu bersama tim keamanan kerajaan.

Baca: Dijuluki Powerpuff Girl di Dunia Nyata, Gadis 10 Tahun Ini Diincar Google dan Microsoft

PM yang berkuasa sejak Desember 2016 itu disiksa dan diperintahkan mengundurkan diri dan disiarkan langsung di depan televisi.

Sumber menjelaskan, Hariri baru dibebaskan setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mendesak saat melakukan kunjungan kenegaraan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Bunuh Khashoggi via Skype"

Penulis : Ardi Priyatno Utomo

Editor : Ardi Priyatno Utomo

 

Berita Terkini