Para pedagang makanan dan minuman kebanjiran pembeli dalam kegiatan itu.
"Jadi, berkumpulnya begitu banyak orang ini berkah buat perekonomian orang (rakyat) kecil," ujar Anies.
Anies juga menyebut sejumlah hotel di Jakarta penuh karena kegiatan Reuni 212.
3. Tak Banyak Sampah
Anies memperkirakan, jumlah peserta Reuni 212 lebih banyak dibandingkan massa malam Tahun Baru 2018.
Namun dia menyebut volume sampah yang dibersihkan setelah Reuni 212 lebih sedikit dibandingkan sampah setelah malam pergantian tahun.
"Jumlah massanya (Reuni 212) mungkin lebih banyak dari Tahun Baru, tapi sampahnya lebih sedikit," kata Anies.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji menyampaikan, sampah yang dikumpulkan setelah Reuni 212 sebanyak 217 ton.
Sementara itu, sampah yang dikumpulkan setelah malam Tahun Baru 2018 mencapai 400-an ton.
Sampah dalam Reuni 212 lebih sedikit karena massa hanya terkonsentrasi di kawasan Monas dan sekitarnya.
Sementara massa pada malam Tahun Baru menyebar di banyak titik, seperti Monas, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tua, hingga Taman Mini Indonesia Indah.
Massa pada malam Tahun Baru juga lebih lama berada di lokasi acara dibandingkan dengan massa Reuni 212.
Jumlah pedagang kaki lima (PKL) pada malam Tahun Baru juga lebih banyak dibandingkan pada kegiatan Reuni 212.
Di sisi lain, massa Reuni 212 lebih tertib membuang sampah. Mereka membantu petugas kebersihan mengumpulkan sampah setelah kegiatan berakhir.
"Kalau (massa) aksi damai ini kan lebih tertib, tingkat kesadarannya tinggi. Mereka masukin (sampah ke dalam) karung. Kalau malam Tahun Baru, enggak, sampahnya banyak di mana-mana," kata Isnawa.