Oleh: Khairul Azmi*)
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (Q.S An-Nisa : 1)
Salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan adalah anjuran silaturahim.
Kata ini berasal dari kata bahasa Arab, yaitu silah yang berarti hubungan dan Ar-Rahim yang berari kasih sayang.
Jadi silaturahim, banyak juga yang menulis silaturahmi, bisa digunakan semua kalangan sebagai media untuk saling kenal-mengenal, bantu-membatu, membagun, menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang karena karena Allah.
Tali silaturahim harus senantiasa terjalin di antara sanak keluarga, kerabat, bahkan juga antarrakyat biasa dan pemerintah.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, jika terdapat orang yang memutuskan tali silaturahim, maka rahmat tidak akan turun.
Baca: Tak Pernah Muncul di TV, Mulan Jameela Jadi Caleg Partai
Sebenarnya, silaturahim begitu indah dan juga bisa menjadi salah satu penyebab seorang muslim dimasukkan ke dalam surga Allah.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya sebagai umat muslim kita memahami apa sebenarnya hakikat silaturahim agar tidak terjadi kesalahan implementasi.
“Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, ‘Ada apa dia? Ada apa dia?’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.” (HR.Bukhari).
Mendadak Silaturahim
Sebagaimana telah diuraikan di atas, sangat banyak manfaat dan ganjaran bagi yang menjaga silaturahim.
Namun, sebaiknya silaturahim tidak dilakukan secara dadakan dan hanya sesaat.
Karena silaturahim mendadak (Siladak) ini malah akan menimbulkan kecurigaan.
Silaturahim mendadak merupakan salah satu contoh kurangnya memahami makna dan hakikat silaturahim.