Heboh Warga Aceh Bikin Paspor untuk ke Jakarta, dari Postingan JS Prabowo Hingga Cerita Ketua YARA

Penulis: Zainal Arifin M Nur
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto postingan JS Prabowo dan peta jalur penerbangan Banda Aceh - Jakarta, dan Banda Aceh - Kuala Lumpur - Jakarta.

Dengan menumpang Air Asia via Kuala Lumpur ini, Safaruddin bisa menghemat uang hingga Rp 18 juta, dibandingkan jika menumpang Garuda Indonesia melalui jalur domestik (dalam negeri).

Ia melanjutkan, meski dikeluarkan biaya pembuatan paspor, tetap saja lebih hemat.

Harga tiket senilai Rp 5.700.000 (untuk 6 orang) dari Banda Aceh ke Surabaya ini, kata Safaruddin, masih jauh lebih murah dari budget awal Rp 15 juta yang dia siapkan jika menumpang Garuda Indonesia, sebelum naik harga.

Karenanya, lanjut Safaruddin, kelebihan Rp 9 juta dari budget awal yang dia siapkan, akan digunakan untuk menginap selama dua malam di Kuala Lumpur.

“Sekalian bisa ajak keluarga jalan-jalan di Ibukota Negara Malaysia. Ini tentu lebih hemat dan menguntungkan, perjalanan ke Malang bisa sekalian jalan-jalan ke luar negeri,” kata Safaruddin.

Baca: DPRA Bentuk Tim Inventarisasi Obligasi

Baca: VIDEO - Pegang 8 Surat Obligasi, 3 Diantaranya Berjenis Pinjaman Negara

Pun demikian, Safaruddin berharap kepada Pemerintah Indonesia agar segera memperhatikan mahalnya harga tiket saat ini, karena bisa berdampak pada kurangnya kedekatan masyarakat Aceh dengan ibukota dan daerah-daerah lain di Indonesia.

“Khususnya kepada Garuda Indonesia, sebagai BUMN Garuda Indonesia dibentuk untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, bukan sebaliknya,” lanjut Safaruddin.

Ia menambahkan, kebijakan penggunaan tarif batas yang mahal bagi penerbangan domestik ini, berdampak merugikan usaha masyarakat yang mengandalkan dari daya beli para penumpang pesawat.

“Seperti kami, harusnya uang kita belanjakan di Indonesia dengan membeli produk lokal yang diproduksi oleh UKM yang sedang digadang-gadang sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi kreatif menengah. Tetapi karena harus transit di Kuala Lumpur, maka kami pasti akan belanja di sana,” kata dia.

Karena itu, lanjut Safaruddin, bisa dipastikan akan banyak uang masyarakat Aceh yang berputar di Malaysia.

“Kalau seperti ini, tentu akan berdampak terhadap usaha rakyat lainnya. Jadi maskapai jangan hanya berpikir untuk kepentingan bisnisnya saja, tetapi perlu juga membantu menghidupkan ekonomi rakyat yang bergantung pada lalulintas penerbangan,” pungkas Safaruddin.

Baca: VIDEO - Pesawat Dakota DC-3 Seulawah RI 001 di Blangpadang Dibugarkan

Baca: Terjerat Utang Rp 355 Miliar, Semua Pesawat Sriwijaya Air Pasang Logo Garuda Indonesia

Sebelumnya, Bendahara DPP Partai Nanggroe Aceh, Lukman Age, juga menyorot mahalnya harga tiket penerbangan domestik ini.

Ia membandingkan, tiket pesawat dari Banda Aceh ke Jakarta dengan Garuda Indonesia dan maskapai dalam negeri lainnya, masih jauh lebih mahal daripada tiket pesawat dari Banda Aceh ke Perth Australia dengan menggunakan pesawat Air Asia.

Padahal jarak Banda Aceh - Perth (4.700 km) hampir dua kali lipat dari jarak Banda Aceh – Jakarta (2.535,7 km).

Lukman pun menumpahkan kekesalannya dengan menulis status di Facebooknya tentang tiket pesawat domestik yang kenaikan harganya gila-gilaan dalam sepekan terakhir.

Halaman
1234

Berita Terkini